Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Apa itu Guna Ulang? Simak Perbedaannya dengan Daur Ulang

Guna ulang dan daur ulang merupakan bagian dari hierarki reduce, reuse, recycle. Apa perbedaan keduanya?

27 Juli 2023 | 22.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas sedang menimbang sampah kardus, Bogor, 24 Februari 2015. Pembangunan bank sampah ini bertujuan, mengolah sampah secara 3R atau reduce, reuse dan recycle. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah-tengah permasalahan sampah plastik, gaya hidup guna ulang dapat menjadi salah satu upaya untuk mengurangi sampah dan melestarikan lingkungan. Guna ulang atau reuse merupakan bagian dari hierarki sampah yang terdiri dari 3R, yaitu reuse, reduce, dan recycle.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, bagaimana proses guna ulang dan apa saja perbedaannya dengan daur ulang?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam konferensi pers Pawai Bebas Plastik 2023 yang diadakan pada Kamis, 27 Juli 2023 di Jakarta Selatan, Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) Tiza Mafira mengatakan bahwa masyarakat kadang-kadang masih bingung akan perbedaan guna ulang dan daur ulang. “Guna ulang tidak hanya digunakan dua kali; tetapi dipakai, dicuci, dipakai, dicuci. Sesimpel itu,” kata dia.

“Beda dengan daur ulang. Daur ulang itu sekali pakai, lalu didaur ulang. Ada proses kimia, proses industrial, proses yang cukup intens yang sangat berbeda dengan guna ulang.”

Tiza menjelaskan guna ulang hanya meliputi proses pencucian saja. Setelah itu, barang yang digunakan langsung disanitasi untuk kemudian digunakan kembali. Ia menyebut ini sebagai proses yang rendah emisi dan tidak menghasilkan polusi.

Perlu sistem yang mendukung

Tiza menyebut guna ulang bukan hanya soal membawa tote bag atau tumbler. Lebih dari inisiatif individu, pelaksanaan guna ulang membutuhkan sistem yang mendukung.

“Kita bawa tumbler sendiri tapi ketemu enggak tempat isi ulang air? Kan belum tentu. Kita bawa tote bag sendiri, tapi ada enggak tempat untuk mengembalikannya ketika sudah tidak dibutuhkan atau sudah terlalu banyak di rumah? Belum ada sistemnya,” kata Tiza.

Guna ulang kosmetik dan pangan

Menurut Tiza, ada tiga produk yang dapat digunakan ulang, yaitu kosmetik, pangan olahan dan pangan siap saji. “Ada kosmetik yang bisa isi ulang. Bahkan ada yang bisa dikembalikan botolnya ke produsen, lalu produsen mengisi ulang, kemudian menempatkan produknya kembali di toko mereka,” ujarnya.

Terkait ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru mengeluarkan regulasi baru, yaitu Peraturan BPOM Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pengawasan Pembuatan dan Peredaran Kosmetik, yang mengatur proses isi ulang kosmetik. “Jadi itu kita anggap sesuatu yang positif, juga hasil dorongan kita sebagai masyarakat sipil,” kata Tiza.

Selain kosmetik, ada pangan olahan yang dapat digunakan ulang dengan cara mengembalikan botol atau toples yang menjadi wadah pangan untuk disanitasi dan dijual kembali oleh produsen. Sama halnya dengan pangan olahan, Tiza menyebut guna ulang juga dapat diterapkan dalam industri pangan siap saji, yaitu dengan cara menggunakan wadah yang bukan bersifat sekali pakai.

Menurut Tiza, sekarang sudah ada upaya-upaya seperti ini, tetapi belum meluas. “Untuk bisa skala besar, sistem seperti ini harus didukung oleh kebijakan. Jangan sampai kebijakan mendorong sekali pakai,” ujarnya.

Hal yang harus didorong saat ini, menurut Tiza, adalah pelarangan bahan sekali pakai. Tetapi, jangan sampai digantikan dengan bahan sekali pakai lainnya seperti kertas dan singkong. “Kalau diganti dengan sekali pakai lagi, akan menimbulkan masalah lingkungan di kemudian hari,” ujarnya.

Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus