Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Bahas Perkara Laut Aegea, Mahasiswa Unair Juara International Moot Court

Sebelum kompetisi internasional, tim Unair mengikuti lomba tahap nasional di Universitas Indonesia dan menjuarainya.

19 Februari 2025 | 11.18 WIB

Delegasi Fakultas Hukum Unair setelah pengumuman juara International Moot Court. Dok Humas Unair
Perbesar
Delegasi Fakultas Hukum Unair setelah pengumuman juara International Moot Court. Dok Humas Unair

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Delegasi Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) meraih Juara II Best Combine Memorial pada lomba The Philip C. Jessup International Moot. Mereka terdiri dari Diah Anggraeni Nurkhalisa, Anak Agung Gede Fabianara Danurwenda, Aurelliano Jovan Meydianto, Putri Ayu Mustikaweni Adhijoso, dan Olivia Balqis Allika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sebelum memasuki tahap puncak internasional, mereka mengikuti lomba tahap nasional pada Sabtu, 15 Februari 2025, di Universitas Indonesia dan menjuarainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Diah mengatakan bahwa lomba The Philip C. Jessup menjadi ajang bergengsi bagi mahasiswa hukum di tingkat internasional. Mekanisme perlombaan terdiri dari pengumpulan written memorial dan oral pleadings. Setiap tahunnya lomba mengusung berbagai topik yang beragam dan menarik dalam lingkup hukum publik Internasional.

Bahas Perkara Laut Aegea

Diah mengatakan bahwa tahun ini mereka membahas perkara mengenai Laut Aegea. Perkara itu berkaitan dengan hubungan The Union of Ambrosia sebagai applicant dan The Republic of Rovinia sebagai respondent. Ia menambahkan bahwa delegasi Unair berkesempatan memahami empat kasus berbeda yang berkaitan dengan Laut Aegea.

“Topik yang dibahas di antaranya berhubungan dengan pembentukan organisasi regional, kekebalan hukum pejabat pemerintah yang dituduh melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia akibat surutnya garis pantai pada zona maritim. Selain itu, juga hak dan kewajiban anggota masyarakat internasional ketika terdapat dua orang menyatakan sebagai presiden di suatu negara,” kata Diah dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 19 Februari 2025.

Diah mengatakan bahwa perlu pemahaman yang tepat untuk memahami beberapa topik yang berbeda. Masing-masing topik mempunyai isu hukum yang berbeda, seperti memahami suatu topik menjadi kewenangan International Court of Justice atau bukan.

“Tugas dari kami sebagai delegasi yakni bermain peran untuk menjadi applicant ataupun respondent. Pemahaman tentang teori hukum dengan menghubungkan pada topik, menjadi kunci keberhasilan,” ungkapnya.

Berkonsultasi dengan Law Firm

Diah mengungkapkan bahwa selama persiapan berlangsung, delegasinya berkonsultasi dengan beberapa law firm. Konsultasi dilakukan pada saat rangkaian seleksi penulisan academic paper dan juga seleksi oral pleading. Tujuan dari konsultasi ini untuk mengetahui dan menyesuaikan substansi sekaligus ajudikasi praktik secara langsung.

“Adapun law firm yang membantu kami di antaranya SSEK Law Firm, Assegaf Hamzah & Partners, Ginting & Reksodiputro in association with A&O Shearman, Hiswara Bunjamin & Tandjung, AKHH Law Firm. Manajemen waktu yang baik menjadi solusi tim kami untuk memaksimalkan latihan, meskipun bersamaan dengan ujian akhir semester,” katanya.

 

 

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus