Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan akan mengguyur hampir seluruh wilayah Jakarta pada siang hingga Ahad malam nanti, 26 Januari 2025. Cuaca cenderung berawan tebal sejak malam kemarin, serta sepanjang dinihari tadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk prediksi cuaca yang diterbitkan BMKG pada Senin malam pukul 19.00 WIB, 25 Januari kemarin, Kepulauan Seribu sudah mulai diguyur hujan ringan pada dinihari. Wilayah DKI lainnya berawan tebal dengan angin kencang yang berhembus dari barat daya ke barat, dengan kecepatan sekitar 5-30 kilometer per jam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mulai pukul 07.00 WIB hingga tengah hari nanti, hujan ringan kemungkinan mulai turun di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Barat, serta Jakarta Timur. Hujan juga masih awet di Kepulauan Seribu. Adapun Jakarta Pusat dan Jakarta Utara masih berawan tebal.
Hujan diprediksi mulai turun merata di Jakarta sejak sore menjelang pukul 19.00 WIB nanti. Intensitas hujan di area Jakarta Timur diperkirakan lebih kencang dibanding wilayah DKI lainnya. BMKG mencatat suhu udara sepanjang hari ini tak akan lebih dari kisaran 24-29 derajat Celcius. Adapun tingkat kelembapan udaranya tergolong tinggi, sekitar 80-95 persen.
Tim BMKG sebelumnya memprediksi potensi hujan lebat hingga ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia masih akan berlanjut hingga masa libur panjang Isra Mi'raj dan Imlek, atau menjelang akhir Januari 2025. Peningkatan potensi hujan saat ini dipengaruhi oleh kombinasi beberapa kondisi atmosfer yang aktif.
Faktor pemicu hujan pertama adalah angin Monsun Asia yang membawa massa udara lembap yang tinggi. Kedua, keberadaan fenomena La Niña lemah yang meningkatkan potensi curah hujan di daerah tropis.
Gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini aktif di wilayah Indonesia bagian barat juga meningkatkan intensitas hujan di banyak kota. Faktor lainnya adalah gelombang ekuator lain, seperti Rossby dan Kelvin yang mendorong pembentukan awan konvektif.