Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Minggu, 6 Februari 2022, BMKG memantau adanya pusat tekanan rendah baru di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa. Dilabeli sebagai 93S, bibit siklon tropis ini menggantikan pusat tekanan rendah 99S di sebelah barat Australia yang beberapa hari sebelumnya mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut BMKG, bibit siklon 93S membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dari perairan sebelah barat Bengkulu hingga Banten. Bibit siklon yang sama juga meningkatkan kecepatan angin (low level jet) di perairan sebelah selatan Banten-Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di luar pengaruh bibit siklon 93S, sirkulasi siklonik terpantau di Kalimantan Barat bagian utara yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Kalimantan Utara. Daerah konvergensi lainnya memanjang dari Semenanjung Malaysia hingga Riau.
Konvergensi juga terpantau di Sumatera Barat. Lalu, dari perairan sebelah barat Sumatera Utara hingga Sumatera Selatan. Terpantau pula di Laut Jawa, di Jawa Timur, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan, dari Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Tenggara, di Laut Sulawesi bagian timur, di Papua Barat dan di Papua.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitarnya," bunyi informasi yang dibagikan BMKG.
BMKG kemudian merinci prakiraan cuaca untuk hari ini, Senin 7 Februari 2022. Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di antaranya adalah Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur untuk wilayah di Pulau Sumatera dan Jawa.
BMKG Maritim memperkirakan adanya tinggi gelombang 4-6 meter (sangat tinggi) berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Lampung, Selat Sunda, Perairan Selatan Banten dan Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Barat. Kecepatan angin tertinggi, hingga 30 knot, terpantau di perairan barat Lampung, Selat Sunda, perairan selatan Banten, perairan selatan Jawa Barat, dan perairan Kepulauan Sangihe–Talaud.