Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kulminasi—fenomena ketika matahari tepat berada di atas titik pengamatnya—masih akan terjadi di Indonesia. Prakirawan Cuaca BMKG, Riefda Novikarany, mengatakan potensi hari tanpa bayangan ini terpantau di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sampai 21 Oktober 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur,” katanya melalui keterangan tertulis, Rabu, 16 Oktober 2024
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kulminasi di desa yang menjadi bagian dari Kabupaten Rote Ndao itu merupakan kelanjutan fenomena serupa yang juga bisa diamati di Sabang, Aceh, pada 7 September lalu. Secara umum, posisi matahari yang berada di titik zenit juga bisa diamati pada 21 Februari hingga 4 April 2024 dari dua lokasi tersebut.
Kulminasi utama terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang kota tersebut. Deklinasi matahari adalah jarak antara matahari dari lingkaran ekuator, yang diukur dari panjang lingkaran waktu, hingga ke titik pusat matahari.
Khusus di Jakarta, ucap Riefda, kulminasi terjadi pada 4 Maret 2024, puncaknya pada pukul 12.04 WIB. Kulminasi di DKI juga terjado pada 8 Oktober 2024, utamanya pada pukul 11.40 WIB. Saat kulminasi, matahari tepat berada di atas kepala pengamat. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat seolah-olah menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Wilayah yang juga mengalami fenomena serupa adalah DI Yogyakarta (DIY). Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas, mengatakan kulminasi terjadi di sejumlah kabupaten dan kota pada 12-13 Oktober 2024. Wilayahnya mencakup Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul.
“Durasi hari tanpa bayangan ini singkat, sekitar 30 detik saja. Namun suhu udara akan terasa lebih terik atau lebih panas dibanding biasanya,” kata Reni pada 9 OOktober 2024.
Pribadi Wicaksono berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Kualitas Udara Jakarta Terkini: Tanjung Priok Paling Tidak Sehat