Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencatat adanya dua gempa di negara tetangga, Papua Nugini. Gempa yang terjadi pada Sabtu, 7 Oktober 2023 pada pukul 15.34.29 WIB dan pukul 15.40.16 WIB wilayah tenggara Madang, Papua Nugini itu merupakan gempa tektonik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,7 dan M6,9 dengan jarak kedua pusat gempa hanya terpaut 19 km.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa bumi menengah itu akibat adanya deformasi batuan pada slab lempeng pada New Britain Trench, pada batas Lempeng Woodlark Plate dan South Bismark Plate. "Gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," kata dia dalam keterangannya, Sabtu.
Selain itu, gempa berlokasi di darat pada jarak 355 km arah Tenggara Wewak, Papua Nugini pada kedalaman 68 km dan 102 km.
Berdasarkan estimasi peta guncangan menunjukkan gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Madang, Papua Nugini dengan skala intensitas mencapai VII MMI. Setiap orang keluar rumah, kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik, sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, dan dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Selain itu, hingga pukul 16.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo M6,0.
Daryono mengajak warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.