Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

BMKG: Gorontalo Masih Berpotensi Terus Diguyur Hujan Lebat

BMKG mengungkap kalau di Gorontalo ternyata belum memasuki musim kemarau. Tapi diakui hujan di atas normal. Periode 2-10 Juli hujan hampir tak putus.

12 Juli 2024 | 17.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto aerial rumah yang terendam banjir di Tilango, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Jumat, 12 Juli 2024. Pemerintah setempat mendata 9.370 warga dari delapan desa di Kecamatan Tilango terkena dampak banjir luapan Danau Limboto, Sungai Tapodu dan Bulango. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gorontalo masih berpotensi diguyur hujan lebat pada hari ini juga besok, Jumat-Sabtu 12-13 Juli 2024. Intensitas hujan tinggi yang telah terjadi sejak akhir bulan lalu telah menyebabkan bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di Kota Gorontalo dan sekitarnya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gorontalo berada di antara sedikit wilayah provinsi di Indonesia yang memiliki potensi hujan lebat itu menurut peringatan dini cuaca BMKG yang diperbarui pada hari ini, Jumat 12 Juli 2024, pukul 15.02 WIB. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah provinsi di Indonesia hari ini dan besok disebabkan antara lain adanya sirkulasi siklonik di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina dan di Samudera Pasifik sebelah timur laut Papua. Mereka membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di sekitar Filipina hingga Samudera Pasifik sebelah timur Filipina dan di Samudera Pasifik sebelah utara Papua.

Selain yang dipengaruhi sirkulasi siklonik, daerah konvergensi lain dipantau BMKG memanjang di Laut Andaman, dari Selat Karimata hingga Laut Natuna, dari pesisir selatan Jawa Timur hingga Laut Jawa sebelah utara Jawa Barat, dari Kalimantan Selatan hingga Sabah, dari Sulawesi Tenggara hingga Teluk Tomini, dari Papua Pegunungan hingga Papua
Tengah, dan dari Samudera Hindia sebelah selatan NTT hingga Laut Flores.

Ada pula peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan karena terbentuknya daerah pertemuan angin (konfluensi). Lokasinya memanjang di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera Barat, di Laut Sulawesi, di Laut Cina Selatan, dan di Samudra Pasifik sebelah utara Papua.

Belum lagi faktor Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal. Faktor ini ditemukan ada di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Kep. Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah dan Papua Pegunungan.

Hujan Terus di Gorontalo

Kepala Stasiun Meteorologi Djalaluddin Gorontalo, Cucu Kusmayancu, juga menjelaskan faktor-faktor di atas yang menyebabkan curah hujan di Gorontalo di atas normal sejak awal bulan ini. "Di Gorontalo saat ini masih periode transisi dari musim kemarau ke musim hujan dan biasa di periode ini cuaca bisa ekstrem," katanya saat dihubungi, Jumat.

Dia juga mengungkap fenomena atmosferik Madden-Julian Oscillation ikut berpengaruh meningkatkan hujan di Indonesia barat dan tengah belakangan ini. Termasuk di Gorontalo.

Sejumlah warga melintasi genangan air untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di Desa Hutadaa, Kecamatan Telaga jaya, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Rabu, 10 Juli 2024. Dua desa yaitu Buhu dan Hutadaa terendam air luapan Danau Limboto hingga ketinggian mencapai 1,5 meter akibat hujan deras mengguyur daerah itu. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Dampaknya, di wilayah Privinsi Gorontalo, Cucu mengungkapkan, hampir tiada hari tanpa hujan sejak 2 Juli lalu. Dia mencontohkan data dari satu pos pengamatan hujan di wilayah perbatasan Kota dan Kabupaten Gorontalo sepanjang Rabu lalu, 10 Juli, menunjuk angka curah hujan 131 mm atau tergolong sangat lebat. "Kamis kemarin (11 Juli) di Kota Gorontalo juga hujan seharian," katanya. 

Cucu memperkirakan, hujan masih akan 'setia' di Gorontalo sampai seminggu ke depan. Intensitasnya bervariasi dari ringan hingga lebat. "Tapi secara umum, frekuensinya turun dibandingkan minggu lalu," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Gorontalo Mahmud Baderan menerangkan banjir meluas hingga merendam enam wilayah kecamatan dari sembilan yang ada di kota itu per Kamis 11 Juli 2024. Yang terparah di Kecamatan Dumbo Raya dan Kota Barat.

Menurutnya, banjir disebabkan curah hujan tinggi yang memicu meluapnya Sungai Bone dan Bolango, ditambah aliran sungai dari Danau Limboto. "Seluruhnya bertemu di Kota Gorontalo sehingga berdampak terjadinya banjir," kata Mahmud.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus