Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Dalam Setahun Kita Bisa Mengkonsumsi 1 Kg Plastik

Sampah plastik yang kita buang menjadi partikel mikro lalu berbalik dan masuk dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.

22 Juni 2021 | 18.15 WIB

Petugas membersihkan sampah yang berserakan di pantai di Jakarta, 8 Juni 2021. Sampah plastik dan sampah rumah tangga masih mendominasi hamparan sampah di pantai Jakarta. REUTERS/Willy Kurniawan
Perbesar
Petugas membersihkan sampah yang berserakan di pantai di Jakarta, 8 Juni 2021. Sampah plastik dan sampah rumah tangga masih mendominasi hamparan sampah di pantai Jakarta. REUTERS/Willy Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tanpa kita sadari, kita telah mengkonsumi plastik setiap hari. Dalam bentuk yang sudah sangat kecil ukuran mikro, plastik masuk dalam makanan yang kita makan sehari-hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagaimana ceritanya, hingga kita ternyata juga ikut memakan plastik? Bukankah plastik, yang kita gunakan sehari-hari, hanya menjadi sampah, yang kita buang hampir setiap harinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam perjalanannnya, sampah plastik yang kita buang, dalam sebuah alur rantai makanan bisa kembali ke kita, masuk ke dalam perut kita.

Sampah plastik yang kita buang setiap hari, mempunyai partikel yang sangat kecil, yang disebut mikroplastik.

Mikroplastik adalah sampah plastik dengan ukuran kurang dari 5 mm yang bisa bersumber dari limbah cair industri kosmetik atau pakaian sintetis serta fragmentasi sampah plastic. Mikroplastik terjadi akibat pelapukan dan biofouling.

Karena ukuranya yang kecil, mikroplastik memiliki resiko bahaya lebih tinggi dari makroplastik, karena dapat terakumulasi dalam tubuh organisme.

Founder Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation) Prigi Arisandi mengungkapkan sampah plastik dalam ukuran mikro itu akan terbawa arus dan akhirnya terkumpul di area dimana plastik tidak dapat terbawa ketempat lain lagi.

Dalam prosesnya, lanjutnya, karena paparan arus dan panas matahari plastik akan pecah menjadi partikel yang lebih kecil.

Proses tersebut dinamakan fragmentasi, yang artinya plastic terpecah menjadi partikel yang lebih kecil. “Bukan hilang atau terurai layaknya limbah organik, sehingga jauh lebih berbahaya,” katanya seperti dikutip Tempo dari laman Unair, Rabu 22 Juni 2021.

Karena mudah terdistribusi dan tersebar, mikroplastik bisa hadir diberbagai elemen kehidupan manusia mulai makanan hingga minuman. Dalam siklus rantai makanan, plastik dalam bentuk mikro itu nantinya pada akhirnya akan bermuara ke manusia sebagai puncaknya.

Prigi mengungkapkan, karena pencemaran limbah plastik, saat ini manusia bisa mengkonsumsi plastik rata-rata 0,7 gram/hari.

“Jika kita akumulasikan, dalam setahun kita mengonsumsi 1 buah helm proyek atau setara 1 Kg plastik,” katanya dalam acara webinar yang digelar BEM FPK Unair Sabtu 5 Juni 2021 lalu.

Karena itu, Prigi menyarankan agar kita mulai mengurangi penggunaan plastik, terutama 5 jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang yakni kemasan plastik, sedotan, sterofoam, kemasan sachet dan botol atau gelas minuman sekali pakai.

ANNISA FEBIOLA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus