Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Geger Puluhan Sapi Mati Dikira Diguna-guna, Ternyata Anthrax

Dinas Peternakan turun ke lokasi setelah rumor berkembang kalau pembedahan organ dalam ternak sapi yang mati menemukan benda bukan pakan.

4 Juni 2021 | 22.51 WIB

Ilustrasi sapi. ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo
Perbesar
Ilustrasi sapi. ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tulungagung -  Misteri kematian puluhan ekor sapi di satu desa di Tulungagung, Jawa Timur, akhirnya terungkap. Sebanyak 26 sapi plus tiga kambing mati mendadak hanya dalam kurun sebulan sempat memicu dugaan yang bikin geger: sapi dan kambing telah diguna-guna.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung memastikan penyebab kematian ternak sapi dan kambing di wilayah Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, tersebut karena serangan virus anthrax. Kepastian didapat dari pemeriksaan laboratorium.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dinas Peternakan turun ke lokasi setelah rumor berkembang kalau pembedahan organ dalam ternak yang mati menemukan benda bukan pakan seperti kain, benang, jarum, hingga pecahan logam. Desa pun geger.

Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung lalu mengerahkan tim untuk mengambil sampel isi lambung, darah serta empedu dari ternak yang sudah mati dan dikubur. Petugas juga mengambil sampel darah serta feses dari ternak sapi hidup dalam pemeriksaan yang dilakukan.

Sampel-sampel yang telah dikumpulkan diperiksa di laboratorium di Surabaya. "Sapi-sapi yang mati terindikasi anthrax, sedangkan 44 sapi lainnya sehat," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo menerangkan hasil pemeriksaan, Jumat 4 Juni 2021.

Menurut Maryoto, temuan serangan bakteri yang juga dikenal bisa menular ke manusia atau zoonosis itu telah dilaporkan ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Pertanian. Sedang untuk mencegah penyebaran yang lebih luas, Pemerintah Kabupaten Tulungagung mencegah peternak yang ingin membawa ternak sapi maupun kambing mereka keluar dari Desa Sidomulyo.

"Bahasanya seperti di 'lockdown'-lah. Sapi-sapi di wilayah desa itu belum bisa ke luar,” kata Maryoto.

Posko bersama ditambahkannya telah didirikan untuk mendukung upaya pencegahan penularan lebih luas itu. Petugasnya melibatkan Kementerian Pertanian dan Balai Besar Veteriner Yogyakarta.

Adapun terhadap sapi yang sehat dilakukan proteksi berupa penyemprotan kandang menggunakan disinfektan. Para peternak juga diminta melapor ke posko jika menemukan gejala sakit pada sapi. Namun, dengan alasan langkah-langkah tersebut, Maryoto menyatakan tak perlu menutup pasar hewan di daerah setempat.

KOREKSI:
Artikel ini telah diubah pada Senin 7 Juni 2021, pukul 07.35 WIB, karena kekeliruan menyebut anthrax sebagai serangan virus. Penyakit antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Terima kasih.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus