Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa dengan magnitudo 5,0 mengguncang Gorontalo pada hari Rabu, 20 Juli 2022, pukul 12.31 WIB. Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Bambang Setiyo Prayitno, dari pembaruan parameter, gempa tektonik ini memiliki magnitudo 4,7.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,18° Lintang Selatan dan 122,82° Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut 27 kilometer arah utara Bualemo, Sulawesi Tengah, pada kedalaman 73 kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Sangihe. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik oblique (oblique thrust fault),” ujar Bambang.
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Banggai dan Pohuwato dengan skala intensitas II-III MMI. Dalam skala itu, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan-akan truk berlalu.
Di daerah Bolaang Mongondow dirasakan dengan skala intensitas II MMI, yang berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Gempa Bengkulu
Sementara pada Rabu pagi, tepatnya pukul 06.46.50 WIB, wilayah Samudra Hindia Pantai Barat Sumatra, Bengkulu, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,5.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4,33° Lintang Selatan dan 101,95° Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 64 kilometer arah barat daya kota Bengkulu, pada kedalaman 56 kilometer.