Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Gerhana Bulan Super Flower Blood Moon Besok, Begini Cara Melihatnya

Hal menarik terbesar dari peristiwa angkasa ini adalah bahwa supermoon dan gerhana bulan total terjadi secara bersamaan.

25 Mei 2021 | 11.32 WIB

Puncak gerhana bulan sebagian atau parsial sekitar pukul 04:30 WIB terlihat dari Bekasi, Jawa Barat, Rabu 17 Juli 2019. Durasi gerhana bulan sebagian ini dapat diamati selama dua jam dan 58,8 menit dari fase awal hingga fase akhir. ANTARA FOTO/Paramayuda
Perbesar
Puncak gerhana bulan sebagian atau parsial sekitar pukul 04:30 WIB terlihat dari Bekasi, Jawa Barat, Rabu 17 Juli 2019. Durasi gerhana bulan sebagian ini dapat diamati selama dua jam dan 58,8 menit dari fase awal hingga fase akhir. ANTARA FOTO/Paramayuda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat langit malam akan disuguhi dengan kedatangan gerhana bulan Super Flower Blood Moon, besok, Rabu, 26 Mei 2021. Fenomena itu akan terlihat di seluruh dunia, dan gerhana bulan penuh akan terlihat di banyak bagian dunia, termasuk Amerika Serikat bagian barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dikutip NPR, Senin, 24 Meu 2021, julukan Super Flower Blood Moon merupakan hasil dari beberapa fenomena astronomi yang menyatu sekaligus dan menjadi satu-satunya yang terjadi sepanjang tahun ini. Super blood moon terakhir kali terjadi pada 20-21 Januari 2019 lalu dan baru akan terjadi lagi nanti pada Mei 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pertama adalah “Super”, bentuk orbit Bulan mengelilingi Bumi bukanlah lingkaran sempurna, melainkan oval. Ketika bulan purnama mencapai titik terdekat dengan bumi pada orbit elipsnya, itu disebut supermoon, atau perigee-syzygy, dan tampak lebih besar dari biasanya di langit.

Kemudian kata “Flower”, berasal dari bulan purnama yang terjadi di bulan Mei atau terkadang dikenal sebagai bulan bunga. Menurut The Old Farmer's Almanac, nama ini mengacu pada bunga yang mekar di bulan Mei dan telah dikaitkan dengan sumber-sumber Penduduk Asli Amerika dan Eropa.

Sedang kata “Blood”, karena pada Rabu pagi nanti bulan juga akan tampak merah darah. Posisinya sejajar dengan matahari dan bumi, serta melewati sepenuhnya bayangan bumi, atau umbra. Ini akan menjadi gerhana bulan total pertama sejak 2019.

Warna merah bulan disebabkan oleh cahaya merah-oranye yang dibiaskan melalui atmosfer bumi. “Dan bisa tampak lebih merah jika ada lebih banyak awan atau debu di atmosfer bumi,” menurut lembaga antariksa dan penerbangan Amerika, NASA.

Hal menarik terbesar dari peristiwa angkasa ini adalah bahwa supermoon dan gerhana bulan total terjadi secara bersamaan. Dalam 10 tahun terakhir, hanya ada sembilan gerhana bulan total. Supermoon lebih umum terjadi—biasanya terjadi beberapa kali dalam setahun.

Lalu bagaimana cara melihatnya? Untungnya, NASA menjelaskan bahwa siapa pun dapat melihat supermoon selama langit cerah di mana mereka berada. Namun, apakah bisa melihat gerhana bulan total—saat bulan akan berubah menjadi merah darah—itu adalah cerita lain. 

Menurut Diana Hannikainen, editor pengamat di Sky & Telescope, siapapun bisa melihatnya dengan mata telanjang. “Tapi akan memberikan tampilan jauh lebih baik dengan teropong atau teleskop,” ujar dia.

Para pengamat bintang di Amerika bagian barat dan Kanada, serta sebagian besar Amerika Tengah dan Amerika Selatan, akan dapat melihat gerhana bulan total yang dimulai sekitar pukul 7.11 ET (atau 18.11 WIB). Gerhana bulan total akan berlangsung sekitar 15 menit. 

Dan jika ingin menyaksikan Super Flower Blood Moon secara lengkap tapi tidak bisa secara langsung di mana pun berada, beberapa observatorium dan astronom di seluruh dunia menggelar siaran langsung dari proses terjadinya gerhana tersebut.

Namun, Hannikainen menjelaskan bagi mereka yang melewatkan gerhana Rabu besok, tidak boleh putus asa. Karena, kata dia, bisa menyaksikan gerhana lain pada malam 18-19 November. 

Menurutnya, secara teknis, peristiwa gerhana bulan November akan bersifat parsial, hanya potongan tertipis dari cakram bulan yang akan tetap berada di luar umbra. “Jadi untuk semua maksud dan tujuan itu akan sangat mirip dengan gerhana total," katanya dalam sebuah pernyataan.

NPR | NASA | SKY AND TELESCOP

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus