Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat ada tiga belas kali gempa tektonik susulan di Halmahera Selatan, Maluku Utara, hingga siang ini, Senin, 21 Oktober 2024. Jumlah itu dihitung dari lindu pertama berkekuatan magnitudo 5,8—diperbaharui dari informasi sebelumnya M5,6—yang mengguncang pada pukul 10.21 WIB tadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan gempa yang tergolong dangkal itu dipicu oleh aktivitas subduksi sesar aktif. “Gempa susulan dari rangkaian gempa Halmahera Selatan terjadi sejak pukul 10.24 WIB hingga 14.20 WIB,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin siang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belasan gempa susulan itu terjadi dalam kurun waktu hampir empat jam. Hingga pukul 11.30 WIB, siang tadi, BMKG sudah mencatat enam lindu susulan dengan magnitudo terbesar 5,1. Sisa gempa susulan terjadi selama dua jam berikutnya.
Menurut catatan terbaru BMKG, pusat gempa berada pada koordinat 1,10° lintang selatan dan 127,38° bujur timur, atau tepatnya di laut pada jarak 4 kilometer arah Barat Laut Obi Utara. Guncangannya muncul dari kedalaman 10 kilometer.
Daryono menyebut lindu ini dirasakan di Kota Labuha dengan skala intensitas III-IV MMI, artinya dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah. Getarannya terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut,” tutur Daryono. Dia juga memastikan tidak ada potensi tsunami.
Mewakili BMKG, Daryono meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang belum jelas kebenarannya. Selain itu menghindari bangunan yang rusak akibat gempa dan pastikan tempat tinggal tidak terdampak sebelum masuk ke dalam.