Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Musim Kemarau Tahun Ini, Peneliti: Waspada Suhu Panas dan Banjir Bersamaan

Anomali iklim global mengirim peningkatan hujan di musim kemarau tahun ini.

3 Juni 2022 | 13.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anomali iklim global mengirim peningkatan hujan di musim kemarau. Akibatnya, bisa ikut meningkatkan kejadian banjir dan longsor secara signifikan sepanjang tahun ini. “Waspada banjir dan longsor di puncak musim kemarau Agustus nanti,” kata Erma Yulihastin dari Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bicara dalam webinar Banjir Rob di Musim Kemarau, Kamis 2 Juni 2022, Erma menuturkan kalau anomali iklim global itu terjadi lewat fenomena La Nina. Ini adalah pendinginan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah hingga di bawah kondisi normalnya. Anomali juga terjadi lewat fenomena Indian Ocean Dipole atau IOD negatif. Ini adalah gejala yang sama, yakni pendinginan suhu muka laut hingga di bawah normal, namun di permukaan Samudera Hindia sebelah barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebaliknya dari Samudera Pasifik bagian tengah dan Samudera Hindia sebelah barat itu, perairan selatan Indonesia mengalami peningkatan suhu permukaan laut lebih tinggi atau menghangat melebihi biasanya. Laut yang menghangat lalu menjadi pusat tekanan rendah di udara yang mengundang pembentukan awan hujan. Erma menjelaskan, waktu peningkatan suhu itu dimulai dari Juni ini hingga September, Oktober, November 2022, dan khususnya dialami di wilayah selatan Indonesia.

Erma mengatakan, pola kejadian bencana hidrometeorologi yang meningkat karena pemanasan global, seperti hujan dan angin ekstrem serta hari-hari panas atau hot spells. Pada tahun ini, dengan anomali yang terjadi, dia memprediksi, bencana-bencana itu bisa terjadi bersamaan yaitu cuaca suhu panas ditambah banjir dan longsor. 

"Karena hujannya ekstrem," kata dia merujuk efek La Nina dan IOD Negatif. "Masyarakat dan pemerintah agar menyadari dan mengantisipasi sejak sekarang," katanya menambahkan.

Menurutnya, kecenderungan musim hujan akan menjadi lebih panjang tapi hari-hari panas juga meningkat. “Sehingga wajar ketika orang merasa gerah, cuaca panas, dan sebagainya,” ujar dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus