Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mukomuko - Satu dari sekawanan buaya besar di Sungai Selagan masuk perangkap buatan pawang di Desa Tanah Rekah, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu. Warga dari empat desa setempat patungan menyewa jasa pawang itu setelah belum ada satupun buaya yang disangka telah memangsa seorang di antara mereka hingga tewas masuk jebakan yang dibuat petugas BKSDA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sudah ada satu ekor buaya yang ditangkap oleh pawang sekitar pukul 19.30 WIB," kata Camat Kota Mukomuko, Ali Nasri, dalam keterangannya pada Kamis malam, 10 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buaya disebutnya berukuran panjang sekitar empat meter. Ali mengkonfirmasi buaya tersebut bukan masuk kerangkeng yang dipasang oleh petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA. Selanjutnya, warga menunggu petugas BKSDA menjemput dan mengevakuasi buaya itu.
"Kata pawangnya ada sekitar 10 ekor buaya berukuran besar di Sungai Selagan dan rencananya semua buaya tersebut akan ditangkap," kata Ali lagi sambil menambahkan jasa pawang didatangkan dari Sumatera Barat.
Sebelumnya, warga dari lima desa di Mukomuko meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu mengevakuasi buaya yang memangsa manusia di Sungai Selagan. Kelima desa itu, Teras Terunjam, Pondok Kopi, Pondok Batu, Tanah Rekah, dan Koto Jaya, tersebar di dua kecamatan yang berada di aliran Sungai Selagan.
Sebagian warga di desa-desa itu bekerja mencari lokan dan ikan di sungai. Tapi, sejak Sabri (65 tahun), warga Desa Tanah Rekah, Kecamatan Kota Mukomuko, tewas dimangsa buaya pada 21 Februari lalu, tidak ada lagi warga yang melakukan pekerjaan itu. Buntut dari peristiwa tersebut, petugas BKSDA Bengkulu, melalui Resor Mukomuko, telah memasang perangkap untuk menangkap buaya yang dimaksud sejak awal pekan ini.
Menurut BKSDA, Sungai Selagan di Kabupaten Mukomuko adalah sejak awal habitat buaya.