Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Suhu di Kawasan Gunung Merapi Yogyakarta Terasa Makin Panas, ini Penjelasan BMKG

Suhu udara di Yogyakarta belakangan ini semakin panas. BMKG menyebut fenomena ini terjadi karena peningkatan emisi gas rumah kaca.

15 Oktober 2021 | 17.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Suhu udara belakangan ini semakin panas. Dilansir dari laman bmkg.go.id, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyebut suhu udara di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin panas. BMKG juga menyebut bahwa rata-rata temperatur di Jawa Tengah dan DIY mengalami kenaikan tren selama 30 tahun terakhir. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kenaikan suhu ini unik karena wilayah daratan mengalami peningkatan suhu lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pesisir. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan emisi gas rumah kaca dan tingginya laju perubahan penggunaan lahan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Secara mikro di Kawasan Gunung Merapi, kenaikan suhu udara di sekitar wilayah Merapi ada tren kenaikan selama 30 tahun sebesar 0,7 derajat C. Selain di Kawasan Gunung Merapi, tren suhu di perkotaan dipantau dari stasiun menunjukkan tren kenaikan temperatur khusus Kota Yogyakarta dari tahun 2007. Ternyata memang ada korelasi khusus antara penutup lahan dengan kenaikan suhu," kata Dwikorita di laman bmkg.go.id, Sabtu, 10 Oktober 2021.

Kesimpulan ini didapat dari hasil pengumpulan data rata-rata suhu udara selama 30 tahun terakhir sejak tahun 1990. Ke depan, BMKG akan berupaya untuk mengumpulkan data lebih jauh lagi, yaitu selama kurun waktu 50 tahun terakhir untuk melihat signifikansi dari perubahan suhu.

Dwikorita mengatakan bahwa peningkatan suhu di Jawa Tengah dan DIY ini dipengaruhi secara ekologis oleh perubahan kawasan lindung Gunung Merapi. Kawasan lindung Gunung Merapi sendiri berperan besar dalam menjaga keseimbangan lingkungan di wilayah Jawa Tengah dan DIY.

Di lain pihak, GKR Mangkubumi merasa prihatin terhadap kondisi penutup lahan di Kawasan Gunung Merapi. Ia mengatakan baik di kaki Gunung Merapi maupun di aliran sungai dan sempadan sungai saat ini kondisinya sangat memprihatinkan karena tertutupnya aliran air yang mengakibatkan hilangnya air.

Selain peningkatan suhu udara di wilayah Jawa Tengah dan DIY, peningkatan suhu udara ini juga terjadi di kota-kota besar lainnya. Oleh karena itu, Dwikorita menyarankan agar fenomena ini direspons oleh semua pihak karena dampaknya akan mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia.

Dwikorita Karnawati pun menyarankan agar pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat luas, untuk melakukan upaya-upaya mitigasi sebagai bentuk pertanggung jawaban serta kepedulian terhadap kualitas lingkungan.

NAUFAL RIDHWAN ALY 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus