Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Temuan Pecahan Gerabah di Situs Prasejarah Papua: Motif Sudah Punah

Motif tersebut sudah tidak ditemukan dalam gerabah tradisional Kampung Abar.

7 Juli 2021 | 15.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gambar tampilan pecahan gerabah unik yang ditemukan di situs prasejarah Kampung Lama Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua. Kredit: Balai Arkeologi Papua

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pecahan gerabah yang ditemukan di situs prasejarah Kampung Lama Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua, memiliki motif yang sudah punah. Pecahan tersebut ditemukan oleh peneliti dari Balai Arkeologi Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua kelompok perajin gerabah Kampung Abar, Naftali Felle, mengatakan Kampung Abar merupakan satu-satunya kampung yang masih eksis membuat gerabah. Menurutnya, gerabah yang ditemukan di situs sudah tidak diproduksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Motif tersebut sudah tidak ditemukan dalam gerabah tradisional Kampung Abar,” ujar dia pada Selasa, 6 Juli 2021.

Pecahan gerabah yang ditemukan di situs, terdapat dua jenis, berdinding tebal dan berdinding tipis. Gerabah berdinding tebal merupakan tempayan, pada masa lalu dipergunakan untuk menyimpan tepung sagu dan air. Sedangkan, gerabah berdinding tipis, merupakan periuk, digunakan untuk memasak.

“Motif tersebut sudah punah, gerabah Kampung Abar masa kini lebih sederhana,” katanya menambahkan.

Arkeolog dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, mengatakan temuan itu merupakan bagian survei penelitian permukaan tanah di situs Kampung Lama Abar. “Pecahan gerabah ini sangat unik, berbeda dengan gerabah masa kini yang dihasilkan oleh masyarakat Abar,” tutur dia.

Menurut Hari, gerabah di situs ini bagian tepiannya juga berfungsi sebagai pegangan saat mengangkat gerabah dari tungku. Selain itu pecahan gerabah situs Kampung Lama Abar juga berpola hias lubang, yang dibuat dengan cara ditusuk.

“Lubang ini selain berfungsi sebagai estetika juga berfungsi untuk mengikat tali, saat gerabah diangkat. Atau untuk mengikat gerabah di atas perapian,” kata Hari.

Namun, Hari berujar, motif gerabah yang sudah punah dapat dihidupkan kembali dengan menerapkannya pada gerabah masa kini di Kampung Abar. “Atau diterapkan pada produk kreatif lainnya, misalnya untuk motif batik khas Sentani, atau lainnya,” ujar dia.

Baca:
Gerabah Unik Ditemukan di Situs Prasejarah Kampung Lama Abar Papua

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus