Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Relawan Ganjarian Spartan Muhammad Guntur Romli menjelaskan kronologi soal dirinya menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dia menyatakan menjadi caleg PDIP setelah menyatakan keluar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guntur membantah tudingan bahwa dirinya menjadikan kunjungan calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, ke Kantor PSI hanya sebagai alasan untuk pindah partai. Tudingan itu sebelumnya diarahkan oleh Koordinator Nasional Relawan Prabowo Digital Team (PRIDE), Anthony Leong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guntur menegaskan bahwa dia keluar dari PSI karena partai tersebut mendekat dengan calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Padahal, awalnya PSI memberikan dukungan kepada calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo.
"Saya keluar dari PSI karena Prabowo," katanya saat dikonfirmasi, Senin, 21 Agustus 2023.
Sebut PSI plin-plan dalam mendukung Ganjar
Guntur menyatakan awalnya dia tercatat sebagai Caleg dari PSI untuk Dapil Jawa Timur I nomor urut 2 sejak Mei 2023. Namun, Guntur enggan melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan karena menilai partai tersebut masih belum benar-benar akan mendukung Ganjar.
"Sikap PSI yang plin-plan terhadap Ganjar, padahal sejak 18 Januari saya adalah Ketua Umum Ganjarian Spartan," kata dia.
Belakangan, kata Guntur, PSI mengevaluasi dukungannya terhadap Ganjar. Hal itu, menurut dia, terlihat dengan kunjungan PSI ke Partai Golkar yang merupakan bagian dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada April lalu.
"Datang ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan menjadi sister party-nya Golkar," kata dia.
Setelah itu, kata Guntur, PSI juga mengundang Prabowo Subianto untuk datang ke kantor mereka pada awal Agustus lalu. Berselang beberapa hari kemudian, Guntur menyatakan keluar dari PSI. Guntur meyebutkan bahwa sikap penolakannya pada Prabowo juga sudh diketagui kader PSI lainnya.
"Teman-teman di DPP PSI juga tahu kok, sikap saya dari dulu, kalau PSI bareng Prabowo, saya akan keluar," ujarnya.
Keluar dari PSI kemudian ditawari PDIP jadi caleg
Usai keluar dari PSI, Guntur mengaku didekati oleh beberapa partai politik dan akhirnya berlabuh ke PDIP.
"Setelah proses wawancara, seleksi, dan lain-lainnya, saya daftar caleg PDI Perjuangan," kata dia.
Guntur bersyukur telah diterima oleh PDIP. Hal itu, menurut dia, justru membantah pandangan PSI selama ini menganggap PDIP sebagai partai yang arogan dan tertutup.
"Tapi saya bersyukur pilih PDIP, langsung diterima dan nyaleg, ini menunjukkan tuduhan PSI bahwa PDIP itu parpol tertutup, arogan tidak benar sama sekali, buktinya saya diterima dan diberi kesempatan," kata Guntur.
PSI sebelumnya memang sempat mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid sebagai capres dan cawapres. Akan tetapi mereka tak diajak bekerja sama oleh PDIP sebagai partai yang menaungi Ganjar. PDIP justru menerima tawaran kerja sama dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura dan Partai Perindo.