Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Istilah swing voter mungkin saja masih terdengar asing di telinga beberapa orang. Arti swing voter berkaitan dengan pemilih yang masih belum menentukan pilihannya pada proses Pemilu atau Pilpres.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski keberadaannya sering diabaikan, namun swing voter dianggap bisa memberikan pengaruh besar terhadap terpilihnya presiden dan wakil presiden yang baru hingga calon legislatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lantas, apa itu swing voter yang sering dibahas khususnya pada saat pemilu? Untuk lebih jelasnya berikut ini penjelasan lengkap serta ciri-cirinya.
Apa Itu Swing Voter?
Mengutip dari laman aptika.kominfo.go.id, swing voter dapat diartikan sebagai pemilih yang pilihannya dapat berubah sesuai dengan ide atau gagasan dari calon presiden atau calon legislatif.
Mereka bisa saja sudah menentukan pilihan mereka, tetapi mereka belum yakin akan pilihan mereka. Swing voter berpotensi mengganti pilihan dengan yang lain ketika ada suatu ide atau gagasan baru yang muncul dari calon presiden atau legislatif. Pilihan mereka akan berubah-ubah sampai hari H pencoblosan dilakukan.
Swing voter ini akan menilai kemampuan dari semua calon. Sikap netral dari swing voter inilah yang memacu para calon presiden untuk kemudian bersaing dalam menunjukkan kemampuannya. Bahkan, jika mereka (swing voter) tidak menemukan pilihan mereka untuk pantas menjadi presiden menurut mereka, para swing voter bisa memilih untuk golput.
Swing voter diibaratkan sebagai massa yang mengambang yaitu pemilih yang mungkin saja berpindah-pindah pilihan.
Mengapa Ada Swing Voter?
Mayoritas swing voter berasal dari generasi milenial dan generasi Z yang dapat dengan mudah mengakses internet.
Internet banyak digunakan untuk melakukan kampanye oleh para calon kandidat untuk bisa memaparkan visi dan misi mereka. Banyak pula konten-konten yang beredar yang membahas seluruh calon yang ada.
Banyaknya informasi yang beredar di internet mempermudah swing voter untuk menentukan pilihan. Namun, banyaknya informasi di dunia maya juga dapat membuat bimbang para swing voter ini.
Calon kandidat yang tidak meyakinkan, informasi yang terlalu banyak, dan gagasan politisi yang tidak masuk akal berperan penting dalam munculnya banyak swing voter.
Mayoritas swing voter didasarkan oleh pemikiran rasionalitas mereka. Banyak kampanye dilakukan untuk menggaet emosional pemilih, tetapi ini tidak berlaku pada swing voter. Mereka selalu mendahulukan kerasionalitasan para calon presiden dan calon wakil presiden.
Mereka tidak akan terpengaruh pada hubungan apapun seperti hubungan keluarga dan kerabat. Meskipun keluarga atau kerabat mereka mencalonkan diri, para swing voter tidak akan memilih calon tersebut hanya berdasarkan hubungan yang mereka miliki.
Mereka akan menilai dari kemampuan dari para calon. Jika memang dirasa mampu dan dapat menjalankan tugas besar para calon, maka itu akan dipilih. Para pemilih rasional inilah yang kemudian membuat para calon berlomba-lomba untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Ciri- Ciri Swing Voter
Beberapa ciri seorang swing voter adalah sebagai berikut ini:
1. Tidak Tertarik pada Partai
Swing voter tidak memiliki keterikatan pada sebuah partai tertentu. Mereka bisa saja memilih kandidat dari berbagai partai yang berbeda.
2. Isu Memengaruhi Keputusan
Pilihan atau keputusan para swing voter bisa didasari pada isu-isu yang dianggap penting pada saat pemilihan. Mereka akan memilih kandidat berdasarkan bagaimana seorang kandidat menangani isu tersebut.
3. Terbuka pada Perubahan
Sesuai dengan definisi seorang swing voter, mereka akan selalu didasarkan pada perubahan. Preferensi mereka dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu dan tidak terikat pada hubungan apapun termasuk perasaan emosional
4. Melihat Rekam Jejak
Rekam jejak dapat memengaruhi pilihan swing voter dalam menentukan pilihan mereka. Kandidat yang sebelumnya telah menjabat sebelum kampanye dan berhasil atau efektif dalam jabatan terdahulu akan dijadikan pilihan oleh para swing voter.
5. Tidak Terikat Partai
Swing voter biasanya tidak tertarik dengan partai tertentu atau ideologi politik. Mereka akan lebih fokus pada solusi nyata dan kebijakan yang ditawarkan oleh para kandidat. Mereka juga tidak terikat pada hubungan tertentu seperti politik identitas.
Nah, itulah penjelasan mengenai swing voter yang dapat kita temui pada masa demokrasi atau pemilihan umum. Dalam masa pemilihan ini, menjadi kandidat yang berpikir rasional juga diperlukan demi kelangsungan negara ini 5 tahun mendatang.
ANGGITA VIANDHINI NUGROHO PUTRI
Pilihan Editor: Betulkah Anak Muda Identik dengan Swing Voters Pada Pemilu 2024?