INVASI Israel ke Libanon konon sudah diramalkan. Bukan oleh para
pengamat politik mereka kali ini tak masuk hitungan. Melainkan,
konon, oleh kitab Perjanjian Lama.
Setidaknya begitulah menurut Marion G. Robertson -- nama yang
bagi kita sama sekali tak penting kalau tidak karena menunjukkan
kecenderungan yang mudah hinggap di kalangan para evangelis,
setidaknya yang lebih khas fundamentalis.
Robertson adalah pemilik Christian Broadcasting Network (CBN),
salah satu "gereja elektronik", persekutuan keagamaan lewat
televisi yang tak tertandingi kebesarannya sekarang ini. Lewat
acara yang diberi nama 'Klub 700', beberapa minggu terakhir ini
sang pendeta terus-menerus menyiarkan kepada jutaan
pendengarnya -- di 16 negeri -- betapa tindakan Israel
akhir-akhir ini sebenarnya "hanya memenuhi nubuatan dalarn Kitab
Suci".
Yang dijadikannya pokok ambilan adalah visi apokaliptik nabi
Ibrani, Ezekiel. Dua puluh lima abad yang lalu, Ezekiel
menubuatkan 'perang hari akhir' antara anak-anak Israel dan
"tanah Magog" di utara Menurut sang pendeta, Magog (istilah
Quran: Ma'juj) adalah Rusia. Beberapa tafsir Quran sendiri juga
menebak Ma'juj sebagai bangsa Rus, meski sama sekali tak
dipertentangkan dengan Israel.
Itu berarti, yang dinubuatkan Ezekiel sebenarnya bukan Libanon.
Tapi invasi ke Libanon, menurut Robertson, merupakan pembuka
penyerangan ke 'utara'. Perang Israel-Soviet itulah yang
kemudian akan menempatkan dunia dalam nyala api -- dan itu akan
terjadi tidak lebih lambat dari akhir tahun ini. "Semuanya ada
di Bibel," katanya di layar TV. Di samping, ditambahkannya,
"Tuhan sendiri menyatakannya kepada saya." Nah.
Seperti dituturkannya, Tuhan memang tidak menceritakan riwayat
hari akhir sampai detil. Libanon (apalagi PL0, bukan?), agaknya
juga tak disebut Tuhan. Tapi itulah sebenarnya 'akhir dunia'.
Barangkali tak lebih lambat dari musim gugur tahun depan ini,
kata sang evangelis, Soviet akan memihak Iran, Libya dan
Ethiopia melawan Israel. Dan perang itu akan berakhir dengan
pertolongan Tuhan kepada Israel -- dan ambruknya Rusia sebagai
salah satu juara dunia.
Sudah itu Israel akan menikmati 10 tahun masa damai dan
kemakmuran. Tapi kemudian akan ada yang menghancurkan
ladang-ladang minyak Arab, yang membawa kekacauan ekonomi Eropa
Barat. Menafsirkan Kitab Daniel dan Yohannes, Robertson
meramalkan bahwa sebuah imperium Romawi Baru akan muncul:
konsorsium yang mirip Pasaran Bersama Ekonomi Eropa, dipimpin
oleh seorang diktator, yang setelah tujuh tahun akan menjelma
menjadi Sang Antikristus.
Antikristus, antihist, dalam istilah Islam adalah Dajjal: roh
jahat besar akhir zaman yang hanya namanya tidak
dihubung-hubungkan dengan Kristus. Toh dalam ajaran Islam
(hadis-hadis), karya Dajjal itu berkebalikan dari maksud baik
Tuhan, yang di akhir zaman juga akan diwakili oleh Isa Almasih
yang juga akan turun kembali. Dalam kepercayaan Kristen seperti
dinyatakan Robertson, Dajjal alias Antikristus ini akan membuat
kebiasaan besar selama lebih dari tujuh tahun, dan hanya akan
diakhiri oleh kedatangan Almasih yang kedua.
Baik Islam maupun Kristen kemudian mencatat tokoh-tokoh -- atau
kekuatan -- yang mengaku sebagai penjelmaan Almasih Kedua itu.
Sun Myung Moon misalnya, di kalangan Kristen Amerika mutakhir
(TEMPO, 17 Juli) dan Mirza Ghulam Ahmad, penegak Sekte
Ahmadiyah dalam Islam. Itu berarti bahwa Dajjal sudah lebih dulu
datang.
Hanya saja, menurut Hadis, Almasih Kedua itu turun sebagai
penegak kembali syariat tunggal Allah yang dalam versinya
terakhir dibawa oleh Muhammad ia akan "membunuh babi,
memecahkan salib" dan mempersiapkan dunia memasuki babak Kiamat.
Tetapi khas adalah ramalan Robertson: kemenangan Kristus atas
Antikristus itu, dalam perang di Armageddon, bisa terjadi persis
di tahun 2000. Jadi tunggu tanggal mainnya.
Secara umum, seperti ditulis Kenneth Woodward dalam Newsweek 5
Juli, garis-garis ramalan Robertson mengikuti berbagai
penafsiran nubuatan Bibel yang selama hampir dua abad terakhir
ini mewarnai 'pandangan ke depan' berbagai aliran Kristen. Lebih
penting, seperti banyak kaum fundamentalis Kristen dewasa ini,
sang pendeta juga menganggap bahwa "pukulan Tuhan yang sangat
menentukan", yang membawa era mutakhir itu, terlihat lima belas
tahun lalu: Perang Enam Hari 1967, antara Israel dan Mesir, yang
membawa Yerusalem sepenuhnya di bawah kontrol Yahudi. Tak perlu
ditebak lagi bagaimana umat Kristen jenis ini memandang masalah
dalam segala peristiwa kalut Timur Tengah.
Eagi Robertson ada tambahan: kemajuan teknolologi televisi
satelit dewasa ini, yangtelah menyebabkan 'gereja elektronik'nya
menggelembung menjadi yang terbesar di dunia, tak lain juga
merupakan bukti Alkitabiah akhir zaman: Yesus menyatakan, ia tak
akan kembali ke dunia kecuali setelah Alkitab disebarkan "ke
seluruh ujung bumi".
Toh bisa dipaham bila arus besar baik dalam Kristen maupun
Yahudi menolak berbagai asumsi Robertson. "Pandangan Yahudi pada
umumnya adalah, Ezekiel dan para nabi Ibrani yang lain itu
sebenarnya bukan dukun." Itu dikatakan Rabbi Semour Siegel dari
Seminari Theologi Yahudi New York. "Mereka bicara kepada umat
mereka sendiri di masa mereka sendiri. Yang dikerjakan Tuan
Robertson hanya semacam otak-atik yang didasarkan pada
premis-premis palsu -- bahwa para rasul itu membuat berbagai
ramalan."
Otak-atik memang sering dilakukan dengan kitab suci yang tak
mudah ditafsir itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini