Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TUJUH setengah juta rupiah untuk masuk sekolah menengah pertama benar-benar tidak masuk akal bagi Trisno, yang bekerja sebagai petugas honorer di Universitas Indonesia, Depok. Dengan penghasilan tak lebih dari satu juta rupiah per bulan, pria 44 tahun ini angkat tangan ketika diminta membayar tunai biaya pendaftaran anak sulungnya ke SMP Negeri 2 Depok, yang berstatus rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI). ”Saya nyerah. Saya tak punya uang sebanyak itu,” katanya lirih Rabu pekan lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo