Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

"Itu Yang Namanya Jas Seratus Ribu"

Pembagian jas untuk anggota dpr menjadi persoalan. harganya mahal, diselesaikan dalam waktu singkat. pekerjaan ditenderkan pada penjahit tropic tailor dengan harga 1 stel rp 92.500.

8 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SOAL setelan jas yang Rp 92.500 rupanya merupakan bahan pembicaraan yang menarik di antara sesama hadirin sebelum dimulainya acara pengambilan sumpah para, anggota DPR/MPR. "Nah itu tu yang seratus ribu," ujar seorang wartawan. "Bukan, ini jas yang saya beli tahun lalu," jawab seorang anggota DPR dari fraksi Karya. Sedang yang barn belum selesai, "tapi sudah diukur," tambahnya. Bahkan seorang anggota DPR juga dari fraksi Karya sempat membukakan bagian dalam jasnya, "lihat dong" dan di situ tertulis 'Pierre Cardin', buatan Perancis yang terkenal mahal itu lebih dari Rp 100.000. Saking ramainya pembicaraan soal setelan jas itu seorang anggota DPR yang baru saja selesai dilantik tersipu-sipu juga mendengarkan pembicaraan beberapa perang pegawai BPK yang berkantor di tingkat 8 gedung DPR. Waktu itu beberapa orang pegawai turun dari tingkat 8 dengan lif bersamaan di situ juga ada beberapa orang anggota DPR, ketika salah seorang dari anggota DPR keluar dari pintu lift, seorang pegawai sempat nyeletuk: "Wah itu yang namanya jas seratus ribu." "Memang mahal harga sebuah demokrasi," temannya menimpali. Seorang anggota DPR yang masih dalam lift tampak senyum masam. Memang soal jas ini pantas jadi pembicaraan umum. Dalam waktu yang begitu singkat hanya 11 hari penjahit Tropic diharapkan bisa menyelesaikan pakaian untuk sekitar 800 orang. "Untuk itu kami harus mengerahkan 60 orang tenaga pengukur, kata Surya pemilik `Tropic Tailor' itu. Sebagai satu-satunya penjahit. Surya tentu-saja kewalahan menghadapi keluhan yang macam-macam dari pihak pemesan. Ada yang warnanya salah, ada yang ketukar bahkan ada yang akan mengambil barangnya di Jl. Antara ternyata sudah dibawa ke Hotel Indonesia. Untuk yang terakhir ini Surya terpaksa mengalah dengan menyuruh pembantunya mengambil pakaian yang sudah jadi itu dan kemudian menyerahkannya pada pemesan di tempat Surya bekerja. Namun di samping sibuknya Surya, soal harga yang Rp 92.500 itu rupanya yang paling menggegerkan berbagai pihak. Seorang pekerja di penjahit itu bercerita pada Slamet Djabarudi dari TEMPO, "kalau dalam keadaan normal ongkos jahit 1 stel jas Rp 40.000 dengan bahan yang serupa dipakai anggota DPR harganya Rp 35.000." Total seluruhnya Rp 75.000. "Tapi itu dalam keadaan normal lho," tambahnya. Sedang untuk anggota wanita, LPU menyediakan dana Rp 75.000 per orang untuk membeli pakatan. Dan bagi mereka tentu saja tak diharuskan berpakaian seragam, "soal model dan bahan sepenuhnya diserahkan pada yang bersangkutan, "kata R. Sumardi Kepala Bagian Humas LPU. Mungkin sebab itu pulalah, Ida Ayu Utami Pidada yang pada hari itu juga dilantik sebagai anggota DPR dari fraksi Karya memilih kebaya modal encim. Cuma soal jatuhnya order menjahitkan pakaian ini didasarkan tender atau tidak. Sumardi mengatakan, "berdasarkan keputusan Mendagri, itu ditenderkan." Dan Surya, walaupun tak membaca pengumuman tender melalul koran termasuk beruntung karena mendapat surat dari LPU mengenai dibukanya penawaran untuk memborong. Yang pasti tak semua anggota pada hari berbahagia itu memakai jas buatan penahit Surya. "Saya sengaja minta diselesaikan setelah hari pelantikan, kata drs. Suryadi dari fraksi PDI. Dia rupanya belum lupa dengan pengalaman pada 'pelantikan anggota DPR/MPR tahun 1972. Meskipun diborongkan pada 3 perusahaan penjahit, ternyata banyak di antara anggota yang kecewa ketika jas itu sudah selesai. Ada yang tangannya kependekan, ada yang merasa kedodoran, dan sebagainya. "Saya lebih baik pakai jas yang lama saja," kata Suryadi. Dan soal harga, "memang terlalu mahal," kata Suryadi pula.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus