Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tri Rismaharini langsung terjun ke lapangan tak lama setelah dilantik menjadi Menteri Sosial oleh Presiden Jokowi. Perempuan yang akrab disapa Risma ini melakukan berbagai kegiatan yang langsung menuai sorotan publik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satunya ketika ia meyambangi warga yang tinggal di jalan layang di belakang Kementerian Sosial. Tempo mencatat sejumlah aksi yang dilakukan Risma dan ini di antaranya:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bibit Lele dan Sambal Tempe Goreng
Mensos Risma tidak langsung berkantor di Jakarta usai dilantik di Istana Negara oleh Presiden Jokowi. Ia harus kembali ke Surabaya untuk membawa sejumlah perlengkapan kerjanya.
Balik ke Jakarta, Minggu, 27 Desember 2020, Risma memilih jalur darat agar bisa berhenti di sejumlah tempat. Salah satu yang disambangi pertama kali adalah para penyandang disabilitas intelektual di Ponorogo, Jawa Timur.
Di sana, Risma ternyata sudah membawa bibit lele untuk bisa dikelola oleh mereka. “Mereka harus punya kemandirian dengan perlahan mengurangi ketergantungan kepada orang lain," kata Risma dalam keterangan tertulis.
Tak hanya itu, Risma membawa bantuan sambal goreng tempe yang dibeli dari industri rumahan di kawasan Doly Surabaya. Daerah lokalisasi yang sudah berganti menjadi pemukiman warga, saat Risma menjadi Wali Kota Surabaya.
Pemulung di Flyover
Tri Rismaharini lalu mulai berkantor di Jakarta pada Senin, 28 Desember 2020. Di hari pertama ini, Risma tidak langsung menuju kantor, tapi justru menyambangi sejumlah lokasi di sekitar Kantor Kementerian Sosial di Jakarta Pusat.
Pertama, Risma menuju Flyover Pramuka, Jalan Pramuka Sari II. Di sana, Risma berdialog dengan seorang pemulung dengan gerobaknya yang bersiap melakukan rutinitas pagi bersama istrinya.
Kepada Risma, pemulung ini menyebut penghasilan mereka sebulan mencapai Rp 800 ribu. Sebagian dari penghasilan tersebut dikirimkan untuk anak mereka di kampung. Risma berbagi kiat seputar bisnis kepada mereka.
“Bapak-ibu saya carikan ‘rumah’ jadi nggak perlu ada biaya ngontrak. Tetap cari sampah seperti ini. Nanti sampah dari Kementerian Sosial bisa untuk bapak. Sambil saya ajari usaha. Masak mau terus kaya gini, ya. Mau ya,” kata dia.
Warga Kolong Jembatan
Setelah itu, Risma menuju ke bawah jembatan di aliran Kali Ciliwung. Di sana, Risma bertemu dengan beberapa keluarga yang sengaja tinggal di bawah kolong jembatan.
Di sana, Risma menawari mereka agar bersedia pindah dari bantaran kali ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis Pangudi Luhur di Bekasi, Jawa Barat. Ini hanya lokasi sementara untuk mereka diberi pelatihan dan pemberdayaan.
"Bapak-ibu, saya hanya ingin panjenengan (Anda) tinggal di tempat yang lebih baik. Ayo pak, mau ya pak,” kata Risma.
Warung Pecel Lele
Lalu pada Rabu, 30 Desember 2020, Risma melanjutkan aksi blusukannya. Kali ini, ia menemui sekelompok warga yang menjadi penghuni kolong tol Gedong Panjang, Pluit, Jakarta.
Di sana, Risma mempersilakan bapak-bapak penghuni kolong tol untuk meneruskan profesi sebagai pemulung. Tapi, Risma menawari ibu-ibu untuk membuka warung pecel lele.
Nantinya, bibit lele ini bisa diperoleh dari kolam milik Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis Pangudi Luhur Bekasi. Bahkan, Risma berjanji akan langsung datang meresmikannya.
"Penjenengan percoyo lek aku sing ngresmikan lak akeh sing tuku (Anda semua percaya saja, kalau saya yang meresmikan akan banyak yang membeli),” kata Risma dalam Bahasa Jawa.
Ibunya Pemulung
Di Pluit ini, Risma juga berjanji akan memberikan beasiswa bagi anak-anak penghuni kolong tol ini. Risma menyebut bahwa dirinya telah melakukan langkah seperti ini selama menjadi Wali Kota Surabaya.
Mulai dari anak pemulung, tukang batu, tukang tambal, tukang pijat. “Mereka sudah banyak yang menjadi sarjana. Nanti saya berikan beasiswa. Nanti saya beli barang-barang yang dikumpulkan ini. Saya ini ibunya pemulung,” kata Risma.
FAJAR PEBRIANTO