Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Elektabilitas Khofifah-Emil Tembus 61,2 Persen dalam Survei Indikator, Ada Kontribusi Elektoral Cawagub

Tingginya elektabilitas Khofifah-Emil juga dipengaruhi oleh responden yang menyatakan ada bukti nyata hasil kerja mereka di Jatim.

2 Oktober 2024 | 18.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkap sejumlah faktor yang membuat elektabilitas calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak atau Khofifah-Emil, menembus angka 61,2 persen dalam survei terkini Pilgub Jatim 2024.

“Ada sejumlah faktor, mulai dari kepuasan publik hingga sumbangan elektoral dari pendukung Emil Elestianto Dardak,” kata Burhanuddin dalam keterangan diterima di Surabaya pada Selasa, 1 September 2024.

Burhanuddin menyebutkan, dalam simulasi enam nama cagub dan cawagub Jatim, elektabilitas Khofifah di angka 52,0 persen disusul Tri Rismaharini atau Risma di angka 22,8 persen dan Emil Dardak 7,2 persen. Lalu ada nama Lukmanul Khakim di angka 1,3 persen; Luluk Nur Hamidah 1,0 persen; dan K.H. Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans 0,7 persen.

Ketika simulasi dikerucutkan tiga nama, elektoral Khofifah menguat di angka 60,9 persen diikuti Risma dengan 26,9 persen dan Luluk di angka 1,8 persen.

“Ketika simulasi tiga nama cagub Jatim, nama Khofifah melejit setelah Emil Dardak kita keluarkan dalam simulasi. Hasilnya, pendukung Emil dengan sendirinya memilih Khofifah dari sebelumnya elektabilitas Khofifah di kisaran 50 persen, langsung kumpul ke Khofifah di angka 60 persen,” kata Burhanuddin.

Dia menyebutkan Emil menjadi cawagub dengan sumbangsih elektoral terbesar ke cagub Jatim 2024. Alhasil, dalam simulasi berpasangan, Khofifah-Emil menembus angka 61,2 persen.

“Di antara cawagub yang relatif sudah punya kontribusi elektoral cukup lumayan adalah Emil Dardak di angka 7,2 persen (survei top of mind). Dia punya kontribusi, jadi bukan hanya kekuatan elektoral personal Khofifah yang sementara ini mengungguli nama-nama lain, tapi wakilnya yakni Emil punya kontribusi yang lumayan. Nama lain belum cukup kontribusi,” ujarnya.

Faktor Kepuasan Publik terhadap Kinerja Khofifah-Emil

Burhanuddin menuturkan, tingginya elektabilitas Khofifah-Emil, juga dipengaruhi oleh responden yang menyatakan sudah ada bukti nyata hasil kerja dari Khofifah-Emil di Jatim. Selain itu, Khofifah-Emil dinilai berpengalaman di pemerintahan, perhatian kepada rakyat, dan bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Dalam survei Indikator Politik simulasi tiga pasangan calon, elektabilitas Khofifah-Emil di angka 61,2 persen disusul paslon nomor urut 3 Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta 26 persen. Selanjutnya paslon nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim 2,2 persen. Sementara ada 0,5 persen responden memilih golput dan 10,2 persen responden tidak menjawab.

Survei Indikator Politik dilakukan pada 9-14 September 2024 dengan jumlah responden sebanyak 1.000 orang warga Jatim. Survei ini memiliki margin kesalahan di angka 3,2 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Pengamat Menilai Elektabilitas Khofifah-Emil Sulit Dikejar Pesaingnya

Sebelumnya, pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Fahrul Muzaqqi menilai, secara teori, elektabilitas Khofifah-Emil sangat berat untuk dikejar dua pasangan calon (paslon) lain di Pilgub Jatim 2024.

“Secara teori, sangat-sangat berat mengejar elektabilitas Khofifah-Emil. Tetapi tetap saja, di dalam politik segala sesuatu masih bisa terjadi,” kata Fahrul di Surabaya pada Senin, 30 September 2024.

Fahrul mengatakan Khofifah-Emil telah mencapai batas ambang psikologis elektoral bagi pasangan calon petahana, yakni di angka 60 persen.

“Angka itu cukup nyaman bagi pasangan calon petahana. Rasanya, dengan waktu yang tidak sampai dua bulan, berat sekali mengejar elektoral Khofifah-Emil,” ujar Fahrul.

“Kita tahu yang belum menentukan saja hanya di bawah 15 persen. Andaikata angka yang belum menentukan itu diambil semua oleh pasangan calon terdekat dalam hal ini nomor urut 3 (Risma-Gus Hans), maka hasilnya juga masih belum sampai mengejar, hanya mengikis selisih angka. Dan undecided voters biasanya juga tersebar ke semua pasangan calon, tidak merujuk ke satu pasangan calon saja,” tuturnya.

Dia menuturkan, meski Khofifah-Emil sudah unggul, dalam politik harus waspada dalam semua hal. Apalagi, waktu dua bulan juga bukan waktu yang cepat.

“Saya rasa ini angka aman, namun tetap harus diwaspadai menjelang Pilkada Jatim nggak sampai dua bulan. Ini penting masing-masing kandidat, khususnya Khofifah-Emil, tetap waspada dari pergerakan dua pasangan calon lain. Karena sisa waktu ini akan dimaksimalkan dengan menggenjot kampanye,” katanya.

Fahrul mengingatkan agar jangan sampai mengabaikan kantong-kantong suara yang belum kuat, yang masih banyak pemilih mengambangnya.

“Itu PR utama Khofifah-Emil untuk mempertahankan tingkat elektabilitasnya. Kantong-kantong yang perlu diperkuat itu para pemilih pemula, milenial dan Gen Z, ini perlu ditekankan karena ceruk suara ini besar. Pasangan calon harus bisa merawat segmen suara ini,” ucapnya.

Pilihan editor: Ketika Kaesang Berkampanye untuk Kader Gerindra di Pilkada Jember 2024

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus