Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 78 mahasiswa Indonesia telah meraih beasiswa dari Uni Eropa untuk melanjutkan studi di Eropa melalui program Erasmus Mundus Joint Masters (EMJM). Jumlah ini menempatkan Indonesia di antara 12 negara dengan penerima beasiswa EMJM terbanyak di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program EMJM memberikan kesempatan bagi penerima beasiswa untuk melanjutkan studi pascasarjana di setidaknya dua lembaga pendidikan tinggi yang berada di minimal dua negara anggota Uni Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket menyampaikan rasa bangga menyambut mahasiswa berbakat dari Indonesia ke Eropa. Ia percaya bahwa para penerima beasiswa akan mendapatkan manfaat dari ekosistem pendidikan dan penelitian yang berkualitas di seluruh Eropa.
“Penerima beasiswa Erasmus merupakan pilar penting dalam kerja sama antara masyarakat Eropa dan Indonesia," kata Vincent.
Menurut Vincent, para penerima beasiswa juga akan memperkuat hubungan antara Eropa-Indonesia yang terus bekerja bersama dalam berbagai sektor. "Pendidikan tinggi dan penelitian selalu merupakan fokus kemitraan kami dengan Indonesia,” ujarnya.
Penerima beasiswa EMJM tahun ini mengikuti program studi yang sangat beragam, mulai dari teknologi berkelanjutan, hak asasi manusia, kesehatan masyarakat hingga ekonomi kreatif. “Kami yakin bahwa penerima beasiswa ini akan berkontribusi menuju dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam bidang keahlian mereka masing-masing,” kata Vincent.
Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam menekankan keistimewaan program EMJM yang memberi kesempatan mahasiswa untuk belajar di setidaknya dua lembaga pendidikan tinggi di Eropa. "Oleh karena itu, mereka akan mendapatkan dampak yang jauh lebih besar dari pengalaman keberagaman dan jejaring yang dibangun, dibandingkan dengan beasiswa lainnya,” kata dia.
Acara pra-keberangkatan para mahasiswa diadakan pada Sabtu, 5 Agustus lalu dengan talkshow daring tentang program beasiswa Erasmus. Sesi publik dari talkshow membahas manfaat dari beasiswa, langkah-langkah untuk mendaftar, serta pengalaman dari alumni beasiswa.
Acara diselenggarakan bersama dengan Erasmus Mundus Association (EMA) Indonesia, organisasi yang bertujuan untuk memfasilitasi perluasan jejaring bagi para alumni dan mempromosikan manfaat beasiswa Erasmus kepada masyarakat luas.
Perwakilan EMA Indonesia Dwi Fitriah Arrisandi berharap dengan acara pra-keberangkatan ini para penerima beasiswa mendapatkan wawasan berharga yang dibagikan oleh alumni dan membantu mereka lebih siap untuk memanfaatkan peluang selama perjalanan Erasmus mereka. “Kami berharap semua penerima beasiswa Erasmus tahun 2023 sukses dalam menjalani petualangan baru dan membuka cakrawala yang tak terbatas,” kata dia.
M. Qoimam B. Zulfikar, seorang dokter penerima beasiswa Erasmus, berbicara tentang alasan memilih Eropa untuk melanjutkan studinya. Ia mengungkap akan pergi belajar ke Belgia di tahun pertama dan Prancis di tahun kedua.
Zulfikar mengingat kembali Eropa sebagai tempat yang inklusif dan mendukung untuk belajar. Saat menjalani program pertukaran pada 2017, ia merasakan inklusivitas dan kualitas layanan kesehatan Eropa. Sempat menggunakan kursi roda setelah mengalami kecelakaan, ia mengunjungi beberapa lembaga kesehatan untuk tujuan pendidikan.
“Pengalaman itu memperkuat impian saya untuk lebih mendalami ranah kesehatan masyarakat dan kesetaraan kesehatan di negara-negara Eropa,” kata Zulfikar.
Penerima beasiswa lainnya, Vania Katherine Mulia, akan menempuh program terkini bernama Intelligent Field Robotics System (IFRoS). Ia mengaku selalu tertarik untuk belajar di Eropa karena keragaman budaya dan nilai yang berbeda dari yang dia alami selama bertumbuh besar.
Alasan lain adalah Eropa merupakan benua pertama yang mengalami revolusi industri. “Jadi, karena saya memiliki minat dalam STEM, saya ingin merasakan langsung perkembangan teknologi di Eropa,” kata Vania.
EMJM adalah program studi pascasarjana terintegrasi dan lintas negara bagi mahasiswa dari negara-negara mitra Uni Eropa. Panggilan berikutnya untuk aplikasi program beasiswa EMJM akan diluncurkan sekitar Oktober 2023. Pelamar dapat memilih dari daftar lebih dari 190 program yang tersedia.
Pada 2004 hingga 2022, lebih dari 2.300 mahasiswa dan dosen Indonesia telah mendapatkan beasiswa Erasmus. Sekitar 1.200 beasiswa disediakan setiap tahunnya untuk mahasiswa Indonesia, melalui program unggulan Erasmus dan dari berbagai program beasiswa yang ditawarkan oleh negara-negara anggota Uni Eropa.