Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Semarang - Sebanyak sembilan korban pembunuhan berantai oleh Tohari atau Mbah Slamet, di Kabupaten Banjarnegara teridentifikasi. Mereka diduga korban pembunuhan oleh warga Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara yang mengaku bisa menggandakan uang tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Korban terbaru yang berhasil diidentifikasi identitasnya berdasarkan DNA sampel tulang iga dari lubang 6B. "Terindentifikasi sebagai Kuwat Santosa, ayah bioliogis dari Nurul Wasiatil Fadilah asal dari Yogyakarta," ungkap Kabid Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Iqbal Alqudusy, Kamis, 25 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil identifikasi tersebut selanjutkan akan disampaikan kepada keluarga korban. "Polres Banjarnegara akan memfasilitasi apabila keluarga menginginkan pengambilan jenazah," kata dia.
Hingga kini masih ada tiga korban yang belum teridentifikasi. Total korban pembunuhan oleh Tohari adalah 12 orang. "Terhadap jenazah yang belum teridentifikasi, tim DVI masih menerima data pembanding untuk antemortem," sebutnya.
Kronologi kasus
Pengungkapan kasus ini bermula dari laporan keluarga korban atas nama Paryanto, warga Sukabumi Jawa Barat. Anak Paryanto melapor di Polres Banjarnegara pada 27 Maret 2023. Bahwa pada Juli tahun lalu mereka bertemu dengan Tohari. Pertemuan itu terjadi di rumah Tohari.
Ketika pertemuan tersebut diduga keduanya membicarakan penggandaan uang dalam satu ruang di rumah Tohari. Sementara anak Paryanto menunggu di luar. "Lantas diketahui pertemuan mereka berdua yaitu untuk ikut penggandaan uang," ujar Iqbal.
Kemudian pada 20 Maret 2023, Paryanto kembali menyambangi rumah Tohari. Kali ini dia datang sendiri mengendarai mobil merek Wuling warna hitam.
Selang tiga hari kemudian Paryanto menghubungi keluarganya melalui pesan singkat Whastapp. Dia mengirim titik lokasi rumah Tohari alias Slamet berdasarkan Google Map kepada keluarganya.
Menurut keterangan polisi, Paryanto juga menyampaikan sejumlah pesan kepada keluarganya antara lain, "TAKUT AYAH MATI INI SHARE LOK PAK SLAMET." Serta, "INI DIRMH Y PAK SLAMET BWT JAGA2 KLO UMUR AYAH PENDEK. MISAL AYAH G ADA KABAR SMPE HR MINGGU LSG AJA DIME LOKASSI BRSAMA APARATY."
Namun, setelah itu keluarga tak bisa menghubungi Paryanto kembali. "Sejak saat itu, Kamis 24 Maret 2023 korban sudah tidak bisa dihubungi dan keluarga tidak mengetahui keberadaan korban," sebut Iqbal.
Pada Ahad, 2 April 2023, sekitar pukul 06.47 ditemukan mayat yang dikubur di jalan setapak menuju hutan Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara. Di tas yang melekat di mayat tersebut juga ditemukan KTP korban sesuai dengan laporan orang hilang sebelumnya.
Modus tersangka menjaring korban lewat unggahan Facebook orang suruhannya. "Berisikan tentang keahlian tersangka sebagai orang pintar mampu menggandakan uang," ujar Iqbal.
Setelah korban terpikat kemudian beberapa kali bertemu dengan tersangka. Dalam pertemuan tersebut korban menyerahkan sejumlah uang untuk digandakan.
Namun, uang yang diserahkan kepada lelaki berusia 45 tahun itu tak kunjung membuahkan hasil. "Sehingga korban merasa kecewa dan mendatangi tersangka," sebut dia.
Lantaran kerap ditagih oleh korban, dukun pengganda uang itu lantas menghabisi nyawa pelanggannya tersebut. "Karena korban sering menagih janji pada pelaku terkait penggandaan uang miliknya yang belum diproses dan takut korban melaporkan pada aparat penegak hukum," tuturnya.