Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 91 dari 121 Puskesmas di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah memilki alat Ultrasonografi (USG ) untuk ibu hamil, sementara untuk 29 puskesmas lainnya akan dipenuhi pengadaannya pada tahun ini.
Pengadaan alat tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menyediakan alat USG hingga Antropometri Kit di setiap Puskesmas dan Posyandu seluruh Indonesia.
Kepala Puskesmas Tegalrejo Suharno mengaku bersyukur dengan adanya program pemenuhan alat USG dan Antropometri di Puskesmas itu. Sehingga, kata dia, puskesmas dapat memberikan pelayanan yang paripurna dan komprehensif kepada masyarakat, khususnya untuk Antenacal Care (ANC).
"Karena ada beberapa kasus hanya bisa diketahui dengan USG. dengan adanya USG, bisa dilakukan skrining sejak awal," ujar Suharno dalam keterangannya, Sabtu, 11 Februari 2023.
Suharno menerangkan, pemeriksaan USG bagi ibu hamil di Puskesmas Tegalrejo sudah dilakukan sejak tahun 2015, mengingat Puskesmas tersebut merupakan salah satu puskesmas rawat jalan persalinan. Namun, Suharno menyebut pemeriksaan USG tidak diwajibkan kecuali memang ada indikasi medis.
Dengan adanya tambahan satu alat USG, Suharno mengatakan proses skrining untuk pasien Antenatal Care rawat jalan dan di persalinan dapat berjalan dengan baik.
“Sebelum USG tahun 2022, puskesmas sudah ada USG yang paling baru tahun 2019, kemudian ada satu dokter yang sudah bisa lakukan USSG. tapi hambatannya bawa USG naik turun. Rawat Inap di atas, kalau hari ANC, alatnya kita turunkan jadinya gampang rusak alat USGnya. Jadi sangat terbantu sejak ada USG 2022.” ujar Penanggung Jawab program Usaha Kesehatan Perorangan dan penunjang (UKPP) Puskesmas Tegalrejo, Theresia Arie Kristanti.
Pemenuhan USG ibu hamil merupakan faktor pendukung untuk pelaksanaan kewajiban enam kali antenatal care dengan dua kali pemeriksaan oleh dokter dan USG yang diinisiasi sejak Oktober 2022. USG pertama dilakukan pada Kunjungan pertama (K1) atau masa kehamilan antara 0-12 minggu. Dan USG kedua dilakukan pada Kunjungan kelima (K5) atau masa kehamilan antara 30-32 minggu.
Dengan adanya penambahan alat USG ini, Kristanti menyebut jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan K1 terus meningkat. Peningkatan jumlah pasien ini membuat Puskesmas menemukan dua kasus janin yang tidak berkembang. .
“Kami sudah temukan kasus kasus janin yang tidak berkembang (kehamilan kosong) dengan baik dari trisemester 1, jadi harus diterminasi. Kedua, kita temukan janinnya anencephaly, cuma keliatan otaknya aja, tidak ada tempurung kepalanya” ujar Kasie Kesga Gizi Kota Yogya, Rizka Novriana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi Minta 2023 Semua Puskesmas punya alat USG
Jokowi menargetkan penyediaan alat USG hingga Antropometri Kit di setiap Puskesmas dan Posyandu seluruh Indonesia tercapai tahun 2023 ini.
"Tahun ini harus 100 persen," kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan perintah Jokowi, usai dipanggil presiden membahas kemiskinan ekstrem dan penanganan stunting di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 8 Februari 2022.
Tak sekedar menyediakan alat, Jokowi pun memberi target cakupan bayi yang ditimbang dan diukur harus di atas 80 persen. Kemudian, tenaga yang mengoperasikan pun juga harus terampil. Untuk mencapai target ini anggaran dari Kementerian Kesehatan akan digelontorkan.
Anggaran dari pemerintah daerah pun juga kemungkinan bisa dipakai. Kalaupun daerah keberatan karena kapasitas fiskal mereka tersebut, Muhadjir menyebut pemerintah menyiapkan skema pendanaan lain lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) di Kementerian Kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upaya tekan stunting
Penyediaan USG dan Antropometri Kit di semua Puskemas ini bagian dari upaya pemerintah menekan prevalensi stunting 14 persen pada 2024. Perintah untuk penyediaan USG dan alat pengukur bayi lainnya juga disampaikan Jokowi dalam acara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 25 Januari lalu.
Muhadjir menyebut pemerintah memang sedang menyisir daerah mana saja yang sekarang masih kekurangan USG, Antropometri Kit, dan alat lainnya untuk mengukur bayi. Ia menyebut keberadaan alat ini sangat penting karena intervensi stunting akan lebih mudah sebelum ibu melahirkan bayi.
Baca Juga: Jokowi Minta Seluruh Puskesmas Punya USG dan Antropometri Kit Tahun Ini