Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Adu Kuat di Jalur lobi

Peserta konvensi Partai Demokrat masuk tim kampanye pasangan calon presiden. Tim pelobi dikerahkan mendekati sejumlah tokoh yang dipandang punya pengaruh.

2 Juni 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Telepon seluler Marzuki Alie menyalak pada suatu malam awal bulan lalu. Di ujung sana terdengar suara Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa. Dia mengajak Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat itu mendukungnya dalam pemilihan presiden 9 Juli. Keduanya sempat bertemu. Dan, "Pak Hatta meminta saya jadi sekretaris tim," kata Marzuki kepada Tempo.

Ajakan Hatta datang ketika konvensi calon presiden Partai Demokrat kian tak menentu. Marzuki-yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat-menjadi peserta konvensi bersama sepuluh kandidat lain. Kala itu, Hatta hampir pasti menjadi calon wakil presiden yang dipilih mendampingi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pasangan Prabowo-Hatta resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum pada Selasa dua pekan lalu. Ada enam partai yang mengusung mereka, yakni Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Golongan Karya, dan Partai Bulan Bintang.

Beberapa hari kemudian, Marzuki menyambangi Hatta di rumahnya, di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. "Saat itu saya menyatakan siap mendukung Pak Hatta," ujarnya. Marzuki masuk dewan penasihat tim kampanye nasional Prabowo-Hatta. Terdiri atas 185 orang, tim itu dipimpin mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohamad Mahfud Mahmudin.

Menurut Marzuki, pinangan Hatta dia terima karena keduanya sama-sama berasal dari Palembang. Dan mereka sudah sepuluh tahun bekerja sama dalam koalisi kabinet Indonesia Bersatu yang menyokong Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Keputusan dia bertolak belakang dengan sikap Ketua Umum Partai Demokrat Yudhoyono, yang menegaskan partainya netral dalam pemilihan presiden. "Sikap saya ini bersifat pribadi," dia menegaskan.

Marzuki Alie bukan satu-satunya peserta konvensi Partai Demokrat yang masuk tim kampanye Prabowo-Hatta. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan, Ali Masykur Musa, masuk dewan pakar tim Prabowo-Hatta. "Saya diajak Fadli Zon," ujar Ali, yang juga peserta konvensi.

Menurut Ali, Fadli-sekretaris tim kampanye Prabowo-Hatta-cukup lama mendekatinya. Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama itu menuturkan, Fadli pernah mengutus tim menemuinya ketika konvensi Partai Demokrat masih berproses. Pasca-konvensi, dan setelah Demokrat menyatakan sikap netral, Fadli menyambangi Ali Masykur di kediamannya di kawasan Condet, Jakarta Timur, dua pekan lalu. "Prosesnya panjang. Ada yang jadi makcomblang," kata Ali.

Selasa malam pekan lalu, giliran Hatta bertandang ke rumah Ali Masykur. "Kami berdiskusi, sekaligus Hatta datang menghadiri acara Isra Mikraj di rumah," ujarnya. Selain dua nama tadi, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, peserta konvensi, juga didekati tim Prabowo. Irman mengatakan Fadli sudah berkali-kali mengajaknya bergabung. "Bahkan bukan sebagai tim, tapi lebih dari itu," kata Irman. Tapi dia tak membeberkan lebih jauh apa yang ditawarkan Fadli.

Irman rupanya dilirik juga oleh kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla. Disangga oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura, koalisi ini menggunakan, antara lain, jalur Dewan Perwakilan Daerah. Di sana ada Aksa Mahmud, anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Sulawesi Selatan yang juga adik ipar Jusuf Kalla. "Aksa Mahmud sudah beberapa kali berdiskusi dengan saya dan dia paham terhadap sikap netral saya," ujar Irman.

l l l

Fadli Zon membenarkan, dia mendekati sejumlah tokoh untuk mendukung Prabowo-Hatta. Di antaranya Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan dan pedangdut Rhoma Irama. Dahlan adalah pemenang konvensi Demokrat.

Kepada Tempo, Fadli mengaku menghubungi Dahlan. Ini adalah kelanjutan dari permintaan Prabowo kepada Dahlan untuk menyokongnya dalam pemilu presiden. Permintaan ini disampaikan Prabowo segera setelah Yudhoyono memastikan Partai Demokrat tak akan memihak salah satu kandidat. Kepada Prabowo, mantan Direktur Utama Jawa Pos Group itu memberi sinyal positif.

Belum sempat Dahlan berlabuh di Rumah Polonia, yang menjadi markas tim Prabowo-Hatta, Jokowi menyalip di tengah jalan. Senin dua pekan lalu, Jokowi menelepon Dahlan. Lobi di tahap berikut digarap ketua tim kampanye nasional Jokowi-Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo. "Saya menemui Dahlan di rumahnya beberapa hari lalu," ujar Tjahjo.

Hasilnya? Melalui surat, Dahlan menyatakan bergabung ke kubu Jokowi-Jusuf Kalla. "Dahlan akan mengadakan acara deklarasi dukungan pada Sabtu, 31 Mei, di Sentul," kata Tjahjo. Dimintai konfirmasi di kantornya setelah berolahraga pada Rabu pekan lalu, Dahlan tak bersedia menjawab. Ia bergegas masuk lift, lantas menuju ruang kerjanya. "Sori, saya buru-buru," ujarnya.

Anies Baswedan juga masuk tim Jokowi dengan posisi juru bicara. Bahkan ia lebih dulu menyatakan sikap ketimbang Dahlan. "Malam-malam saya telepon, 'Mas Anies, mohon saya dibantu.' Mas Anies langsung menjawab, 'Siap, Mas'," kata Jokowi.

Kedua pasangan calon tak sembarangan memilih tokoh yang akan didekati. Menurut Fadli, Prabowo-Hatta punya tim khusus yang bertugas menggodok sejumlah nama yang harus didekati. Fadli ada di tim itu. Gerindra punya beberapa orang yang menjalankan misi lobi khusus ini. Selain Fadli, di antaranya Ketua Partai Suhardi dan Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani.

Ada pelobi yang ditugasi khusus menggaet tokoh perempuan, yakni Sumarjati Arjoso, Ketua Umum Perempuan Indonesia Raya, organisasi sayap partai berlambang burung garuda itu. Dua pekan lalu, Sumarjati mendekati Tuty Alawiyah, Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Soeharto. Tuty didaulat menjadi anggota dewan penasihat Prabowo-Hatta. "Masih banyak tokoh perempuan yang akan kami galang," ucap Sumarjati.

Strategi serupa dijalankan tim Jokowi-Jusuf Kalla. Menurut Tjahjo, ada tim kecil yang bertugas membahas tokoh-tokoh yang layak dipinang. Hasil godokan mereka diserahkan ke tim lobi yang akan mendekati dan membujuk nama-nama yang direkomendasikan. Tjahjo aktif terlibat dalam kedua tim tersebut.

Hasilnya antara lain Alwi Shihab-yang pernah membantu Yudhoyono sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Alwi menyebutkan Luhut Pandjaitan, anggota pengarah tim Jokowi-Jusuf Kalla, dan Tjahjo yang mengajak dia. Mula-mula, Luhut meneleponnya. Setelah itu, Tjahjo bertamu ke rumah Alwi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. "Saya dekat dengan Luhut, juga dengan Pak Jusuf Kalla," ujar Alwi. Kedekatan itu terlihat antara lain dari kehadirannya saat peresmian kantor tim kampanye nasional Jokowi-Jusuf Kalla di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Selasa pekan lalu.

Kubu Jokowi mendekati pula ketua umum dan sekretaris jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj dan KH Marsudi. "Dengan KH Marsudi sudah ketemu. Dengan KH Said Aqil Siroj belum, tinggal soal waktu saja," kata Tjahjo.

Walhasil, tim penjaring nama dan pelobi akan bertarung ketat dalam urusan pinang-meminang aneka figur-yang dipandang kuat menyangga koalisi-sebelum pertarungan final pada 9 Juli.

Rusman Paraqbueq, Agustina Widiarsi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus