Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Legenda babi ngepet telah menjadi bagian dari cerita mistis yang berkembang luas di Indonesia. Mitos ini sering dikaitkan dengan praktik pesugihan, yaitu cara mendapatkan kekayaan secara instan melalui bantuan ilmu gaib.
Keberadaan babi ngepet dipercaya berasal dari seseorang yang menggunakan ilmu hitam dan mengubah dirinya menjadi seekor babi untuk mencuri harta benda orang lain secara gaib.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kisah mengenai babi ngepet pertama kali muncul di dunia perfilman Indonesia pada era 1930-an, saat industri film mulai menampilkan tema-tema mistis. Salah satu film yang mengangkat kisah makhluk mistis ini adalah Siloeman Babi Perang Siloeman Monjet yang disutradarai oleh The Teng Cun pada tahun 1935. Film ini menjadi salah satu film mistis awal yang mempopulerkan konsep siluman babi di Indonesia.
Selain film tersebut, ada juga beberapa film lain yang mengusung tema serupa, seperti Anaknja Siloeman Oelar Poeti (1936), Lima Siloeman Tikoes (1936), dan Tengkorak Hidoep (1941), yang turut memperkenalkan berbagai sosok siluman dalam kepercayaan masyarakat saat itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Prof. Suwardi Endraswara, Guru Besar Pendidikan Bahasa Jawa dari Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta, dalam bukunya yang berjudul Dunia Hantu Orang Jawa, babi ngepet merupakan manifestasi dari seseorang yang mempraktikkan ilmu hitam demi memperoleh kekayaan secara instan. Orang yang melakukan ritual ini akan mengalami transformasi sementara menjadi babi untuk mencuri uang dan harta benda orang lain tanpa terdeteksi. Ritual ini dilakukan dengan menggunakan selembar kain hitam yang dianggap memiliki kekuatan gaib untuk mengubah seseorang menjadi siluman babi.
Mitos yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa babi ngepet bersifat gaib dan tidak dapat dilihat oleh orang biasa. Makhluk ini hanya bisa dilihat oleh orang yang memiliki ilmu mistik, seperti dukun, atau dalam kondisi tertentu, seperti orang yang sedang dalam keadaan telanjang. Salah satu kejadian yang sempat menghebohkan masyarakat adalah kasus di Depok beberapa waktu lalu, di mana warga mengklaim telah menangkap babi ngepet setelah melakukan ritual khusus.
Dalam kajian yang dipublikasikan oleh Asian Folklore Studies, transformasi manusia menjadi hewan dalam cerita babi ngepet memiliki kemiripan dengan legenda Werewolf atau siluman serigala yang berkembang di Eropa. Konsep perubahan bentuk ini menjadi bagian dari mitologi di berbagai budaya yang percaya bahwa manusia dapat beralih wujud menjadi makhluk lain dengan bantuan kekuatan gaib.
Babi ngepet juga dikaitkan dengan Gunung Kawi di Jawa Timur, yang dikenal sebagai salah satu tempat mistis yang sering didatangi oleh orang-orang yang ingin mendapatkan kekayaan melalui jalur supranatural. Gunung ini telah lama menjadi pusat praktik pesugihan dan banyak dikunjungi oleh mereka yang ingin mencari jalan pintas menuju kekayaan. Orang-orang yang ingin menguasai ilmu hitam ini harus menemui seorang juru kunci atau kuncen yang berperan sebagai perantara antara manusia dan makhluk gaib.
Ritual untuk mendapatkan pesugihan babi ngepet tidaklah mudah dan penuh dengan konsekuensi berat. Para pelaku pesugihan biasanya diminta untuk menyerahkan sesajen dan membayar mahar tertentu sebagai bentuk kesepakatan. Namun, yang paling berat adalah syarat tumbal yang harus disiapkan. Dalam banyak cerita, tumbal yang diminta biasanya berasal dari kerabat dekat, terutama anak kandung. Jika syarat ini tidak dipenuhi, maka pelaku sendiri yang akan menjadi korban dan nyawanya bisa terenggut sebagai gantinya.
Sebagai bagian dari proses ritual, seseorang yang ingin memiliki kemampuan berubah menjadi babi ngepet juga harus menjalani serangkaian ujian, termasuk memakan kotoran dari siluman babi. Setelah semua syarat dipenuhi, juru kunci akan memberikan kain hitam yang dipercaya memiliki kekuatan magis untuk mengubah seseorang menjadi babi ngepet.
Legenda babi ngepet terus berkembang di masyarakat dan menjadi bagian dari kepercayaan tentang dunia gaib di Indonesia. Kisah ini tidak hanya sekadar cerita rakyat, tetapi juga menjadi refleksi dari kepercayaan tentang pesugihan dan dampak dari upaya mencari kekayaan dengan cara instan. Meskipun kebenarannya masih diperdebatkan, mitos ini tetap hidup dalam budaya dan cerita mistis yang diwariskan secara turun-temurun.
Hendrik Khoirul Muhid berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Viral Kemunculan Hewan Diduga Babi Ngepet di Depok Bikin Heboh Grup RW