Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Samarinda - Banjir melanda di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kalimantan Timur selama lima hari. Badan Penanggulangan Benncana Daerah (BPBD) Kutim mengungkapkan, hari ini banjir mulai surut, Rabu, 23 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiap-siagaan BPBD Kutai Timur, Awang Nanta, menjelaskan, rata-rata ketinggian ari di lokasi banjir berkisar 70 hingga 100 sentimeter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa hari sebelumnya, ketinggian air sempat setinggi 180-200 sentimeter. Awang Nanta mengatakan, banjir sulit untuk surut dikarenakan fenomena pasang air laut, kemudian hujan dengan intensitas sedang juga masih terjadi di Sangatta.
"Banjir perlahan mulai turun, tetapi air masih menggenang," ucapnya ketika dihubungi wartawan dari Samarinda, Rabu 23 Maret 2022. Genangan tersebut diperkirakan kisaran 50-70 sentimeter.
Jika sebelumnya sejumlah jalan poros ikut tergenang air, kini sudah mulai surut dan bisa dilalui kendaraan. Korban banjir juga sudah ada yang kembali ke rumah, untuk membersihkan rumahnya dari dampak banjir sejak Sabtu lalu.
"Untuk warga yang rumahnya masih tergenang air memilih tetap bertahan di posko pengungsian," kata Awang Nanta.
Berdasarkan data BPBD Kutim, sekitar 25.099 jiwa warga Sangatta yang terdampak banjir.
"Untuk di Ibu Kota Kutim, Sangatta Utara itu ada sekitar 15.004 jiwa, sedangkan Sangatta Selatan itu ada 10.095 jiwa," bebernya.
Untuk mengantisipasi korban banjir terkena penyakit atau gangguan kesehatan lainnya, ribuan relawan kesehatan tersedia di Kutim.
"Ada sekitar 5.000 relawan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI yang rencananya akan melakukan medical servis terutama untuk balita dan anak," katanya.
Persoalan lainnya ialah harga bahan pokok dan bahan bakar minyak juga disebut mengalami kenaikan dari harga normal. Kendati demikian, hal tersebut dinilai sementara. Sebab akses ke Kutim mulai lancar seiring surutnya banjir di sana.
"Kenaikan harga ini temporer saja karena memang sedang dibutuhkan. Mengingat ada ribuan warga yang terdampak banjir saat ini. Seperti naiknya harga bahan pokok dan BBM," jelasnya.
SAPRI MAULANA
Baca: Banjir di Sangatta, Jatam Minta Izin PT Kaltim Prima Coal Dievaluasi