Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai negara tuan rumah penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi negara dunia soal isu disabilitas, Yordania berkomitmen terhadap isu disabilitas di berbagai lini kehidupan. Terdapat 88 organisasi nasional, termasuk badan pemerintah, masyarakat sipil, akademisi, media, dan sektor swasta, membuat 133 komitmen untuk mempromosikan hak-hak penyandang disabilitas dalam Global Disability Summit 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selama sesi khusus, Menteri Pendidikan Azmi Mahafzah mengumumkan lima komitmen strategis berbasis hak asasi manusia, termasuk investasi sebesar 90 juta dinar Yordania (sekitar Rp 2 triliun) oleh Asosiasi Bank di Yordania, bank-bank yang beroperasi di negara tersebut, Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan, dan Dewan Tinggi untuk Hak-Hak Penyandang Disabilitas, untuk meningkatkan pendidikan inklusif dan layanan kesehatan, serta mengubah 250 sekolah umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Janji-janji ini menyoroti komitmen Yordania terhadap martabat, kesetaraan, dan partisipasi penuh penyandang disabilitas," ujar Menteri Pendidikan Yordania, Azmi Mahafzah , seperti yang dikutip dari Jordan Times, Senin, 7 April 2025.
Selain itu, kemitraan baru antara Jerman dan Uni Afrika diumumkan di Global Disability Summit 2025 untuk memperkuat organisasi penyandang disabilitas di seluruh Afrika, dengan fokus pada pemuda dan perempuan. Inisiatif pendidikan multilateral Education Cannot Wait akan berkolaborasi dengan Jerman, Inggris, IDA dan Girls Education Challenge untuk meningkatkan pengumpulan data dan akuntabilitas bagi pendidikan inklusif di wilayah-wilayah yang terkena dampak krisis pada 2028.
Sayangnya, tidak ada perwakilan negara-negara di wilayah Asia Tenggara dalam Global Disability Summit 2025 tersebut, termasuk delegasi Indonesia. Hal ini terlihat saat konferensi pers dan nonton bersama Global Disability Summit 2025 yang dilakukan oleh Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB), melalui siaran langsung Instagram @Sigab-Indonesia, Kamis, 3 April 2025.
"Saya sudah cari keliling keliling, tidak ada perwakilan dari Indonesia," ujar Ranie Hapsari, perwakilan organisasi difabel dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM.
Kehadiran Indonesia juga coba dicari oleh Wahyu Soesilo dari Migrant Care di daftar peserta yang menyepakati Piagam Amman-Berlin. Namun kehadiran Indonesia tidak ditemukan.
Konferensi Penyandang Disabilitas Tingkat Dunia atau Global Disability Summit 2025 telah diselenggarakan pada 2 -3 April 2025 di dua tempat, yaitu Amman, Yordania dan Berlin, Jerman. Pertemuan ini rutin dilakukan 3 tahun sekali untuk membahas isu disabilitas global. GDS 2025 merupakan forum kesepakatan yang dihadiri berbagai negara dunia untuk memajukan, mengarusutamakan, dan menghormati hak hak penyandang disabilitas di seluruh dunia.