Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

BKKBN Bertekad Turunkan Angka Stunting Pada 2025

Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting tidak menggunakan APBN karena pelaksanaannya secara langsung tanpa perantara.

15 Januari 2025 | 21.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji dalam jumpa pers usai Rapat Lintas Kementerian/Lembaga dan Perguruan Tinggi dalam upaya penghapusan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting di Indonesia yang digelar di kantor BKKBN, 13 Januari 2025. TEMPO/Hanin Marwah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -- Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Mendukbangga/Kepala BKKBN) Wihaji menyatakan akan berupaya menurunkan angka stunting pada 2025. Program yang disiapkan adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Program ini telah melibatkan sekitar 7.000 orang yang berperan sebagai orang tua asuh," ujar Wihaji saat ditemui di kantor BKKBN, Jakarta Timur, Rabu, 15 Januari 2025. Menurut dia, BKKBN telah membantu sekitar 34.000 anak asuh melalui Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Program ini tidak menggunakan APBN karena pelaksanaannya dilakukan secara langsung tanpa perantara, dengan melibatkan masyarakat. Hubungan yang terjalin pun langsung antara penerima manfaat dan orang tua asuh. 

Wihaji mengatakan saat ini lembaganya mempunyai data terkait keluarga risiko stunting (KRS). Ia juga mengatakan, lembaganya tengah melakukan monitoring terhadap program tersebut dan berencana menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk mempermudah pelaksanaan program di masa mendatang. Sudah satu bulan lebih kami monitoring, evaluasi. Kami siapkan SOP yang nanti mempermudah dan memperlancar program tersebut," kata dia.  

Berdasarkan laporan Tempo yang terbit pada 10 Januari 2025, angka stunting di Indonesia masih tergolong tinggi dengan prevalensi sebesar 21,5 persen. Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi dan infeksi berulang.  

Di tingkat Asia Tenggara, hanya Timor Leste yang memiliki prevalensi stunting lebih buruk daripada Indonesia. Padahal target pemerintah ingin menurunkan angka prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024.  

Dalam penanganan stunting, BKKBN akan berupaya menurunkan angkanya lewat program makan bergizi gratis. Wihaji mengatakan akan melaksanakan program makan bergizi gratis bagi ibu hamil dan menyusui pada 20 Januari 2025. "Target pelaksanaan Insya Allah dalam waktu dekat segera dikerjakan," katanya ketika dihubungi, Rabu, 8 Januari 2025.  

Dia mengatakan, kementerian telah berdiskusi dengan Badan Gizi Nasional untuk pelaksanaan program makan bergizi gratis bagi ibu hamil dan menyusui. Hasil diskusi itu menyepakati terjalinnya perjanjian kerja sama antara BKKBN dan BGN sebagai pelaksana program makan bergizi gratis bagi ibu hamil dan menyusui.  

Dalam waktu dekat akan ada penandatanganan perjanjian kerja sama antarkementerian tersebut. Nantinya pemerintah juga akan memberikan program makan bergizi gratis ini untuk kelompok bayi, mulai dari usia dua tahun, tiga tahun, hingga lima tahun.  

Wihaji mengatakan, data penerima program makan bergizi gratis untuk ibu hamil dan menyusui ini sudah dikoordinasikan. BKKBN yang akan menyiapkan data penerima program tersebut.  

Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam tulisan ini.  

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus