Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyepakati rencana kerja edukasi penanganan bencana alam dan non-alam dengan MUI fokus pada mitigasi bencana kepada masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Menteri Agama KH Zainut Tauhid Sa’adi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin 13 Juli 2020, mengatakan MUI menyadari Indonesia memiliki potensi bencana seperti gempa, kabut asap, banjir, bencana penyakit dan bencana sosial seperti narkoba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MUI dan BNPB, kata dia, memetakan sarana dan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam menangani bencana, termasuk strategi khusus dengan kompetensi khusus terhadap kondisi darurat.
Zainut mengatakan MUI dapat berperan dalam mitigasi bencana dengan pencegahan melalui edukasi ceramah yang menyasar umat Islam. Peran ulama begitu penting dan masih sangat berpengaruh di tengah masyarakat.
"Suara ulama yang mampu mensyiar dan berdakwah dengan lembut, dapat mempengaruhi umat serta menjadi wasilah bagi pemerintah dan seluruh elemen lain yang peduli terhadap bagaimana meningkatkan kesadaran umat untuk memitigasi dampak bencana bila terjadi," katanya.
Sekretaris Jenderal MUI Buya Anwar Abbas mengatakan arah kebijakan MUI dalam mitigasi bencana seiring dengan prinsip tujuan-tujuan syariat (maqashid syariah), di antaranya menjaga jiwa, agama, akal, harta dan nasab.
"MUI tidak hanya untuk menjaga diri, tetapi jangan sampai agama kita terkorbankan, jangan sampai perintah Tuhan tak terlaksanakan," katanya.
ANTARA