DESAS-DESUSNYA sudah lama tersiar: Undian Harapan akan
dihidupkan lagi. Satu koran Jakarta malahan telah memuat gambar
kupon Sumbangan Sosial Berhadiah ini akhir Desember lalu. Koran
yang sama, Merdeka, juga melaporkan sudah dimulainya penjualan
kupon berwarna kuning itu akhir Januari lalu secara diam-diam.
Selang 2 hari kupon yang baru muncul itu lenyap lagi dari
peredaran. Apa yang sesungguhnya terjadi?
Begitu tersiar Undian Harapan akan dibuka kembali, pertengahan
Desember lalu Direktorat Bantuan Sosial Depsos langsung
dibanjiri banyak orang yang melamar untuk jadi agen. Mereka
mendapat jawaban: Depsos tidak tahu menahu dengan undian itu.
"Undian itu bukan dikelola Depsos. Kapan keluarnya belum bisa
dipastikan karena masih dibahas baik kebijaksanaannya maupun
pelaksanaannya," kata Mensos Sapardjo pada TEMPO akhir Desember
lalu. Perhatian utama menurut Sapardjo pada ekses perjudian yang
mungkin ditimbulkan. "Kita akan mengeluarkan kartu sumbangan,
bukan kartu lotere atau judi," tuturnya.
Agaknya soal ini yang menyebabkan lahirnya 'Sumbangan Berhadiah'
ini tertunda-tunda. "Teknik dan tata penyelenggaraannya harus
diusahakan sedemikian rupa hingga tidak memungkinkan mengadakan
judi buntut," kata Kaskopkamtib Yoga Sugama. Salah satu caranya
menurut Yoga ialah jangka waktu penarikan yang tidak terlalu
lama hingga kemungkinan mengadakan judi buntut kecil sekali.
Ganjelan
Menurut rencana, kupon sumbangan yang telah mendapat ijin Mensos
dengan SK no. HUK 3-1-154978 tanggal 8 Nopember itu akan
diedarkan mulai 22 Januari lalu. Yayasan Dana Bhakti
Kesejahteraan Sosial (YDBKS) ditunjuk untuk mengelola sumbangan
ini. Rupanya ada beberapa ganjelan lagi yang perlu dibereskan
sebelum kupon ini bisa beredar.
"Secara prinsip kupon itu memang sudah bisa beredar, tapi
masalahnya prasarana teknis peredaran belum siap," kata Mashud
Wisnusaputra, Wakil Ketua YDBKS pada A. Margana dari TEMPO.
Kupon itu menurut dia akan beredar secara resmi pertengahan
Pebruari. "Tapi itu belum pasti dan semoga tidak ada halangan."
Sistim peredaran yang direncanakan tidak akan sama dengan Undian
Harapan yang memakai struktur jaringan yang melembaga. YDBKS
menawarkan bidang operasi pada perusahaan komersiil yang akan
menyediakan modal dan mengatur pemasarannya. Menurut
perhitungan, dengan 4 juta kupon yang akan dijual Rp 200 per
lembar sekali tarik akan terkumpul dana Rp 800 juta. "Itu kalau
semua laku, tapi menurut pengalaman, kupon Undian Harapan dulu
jarang laku di atas 50%," kata Parwis Nasution, direktur Utama
PT Hotel Indonesia Internasional yang duduk selaku Bendahara
dalam YDBKS.
Ada 14 macam hadiah yang disediakan bagi pemenang yang
didasarkan pada omset penuh. Hadiah utama Rp 80 juta tetap
diberikan meski tidak semua kupon laku. Begitu juga hadiah
lainnya yang Rp 20 juta, Rp 10 juta serta Rp 5 juta. Penarikan
hadiah kupon SSB akan dilakukan 20 hari sekali. Pembagian hasil
antara YDBKS dengan perusahaan komersiil yang mengelolanya belum
dipastikan. Menurut Parwis, ada pasal perjanjian yang
memungkinkan perubahan persentase pembagian berdasar jumlah
kupon yang laku.
Dijaga Ketat
Sampai awal pekan ini belum diumumkan perusahaan mana yang
ditunjuk untuk mengelola SSB ini. Menurut sumber TEMPO, PT
Kwarta Kencana yang masih ada hubungannya dengan PT Aldiron
Hero konon telah ditunjuk menanganinya. Pekan lalu, puluhan
karyawati tampak mengecek dan mensortir lembaran kupon SSB yang
selesai dicetak di kantor PT ini yang terletak di jalan Hayam
wuruk Jakarta. Kantor tanpa papan nama milik pengusaha non
pribumi asal Medan ini dijaga sangat ketat karena sekaligus
dipakai sebagai gudang kupon yang akan dikirim ke para agen
penjualan.
Bagaimana menghindari kemungkinan dibuntutinya SSB untuk judi
buntut? Pihak yayasan belum bersedia mengumumkan. Hanya YDBKS
menekankan SSB ini bukan undian, apalagi judi. "Titik beratnya
pada sumbangan dan untuk meningkatkan tingkat kesadaran,
tanggung jawab sosial dan disiplin sosial masyarakat. Hadiah
dimaksudkan untuk meningkatkan kegairahan menyumbang masyarakat.
Adapun undiannya adalah sarana untuk menentukan secara obyektif
siapa di antara penyumbang yang berhak mendapat hadiah," kata
Sekretaris YDBKS A. Toding.
Sampai pekan lalu pengurus yayasan tampakmasih sibuk rapat.
Kabarnya pemerintah tetap meminta jaminan agar SSB tidak menjadi
dasar perjudian. Beberapa konsep yang diajukan belum seluruhnya
disetujui pemerintah hingga konsep yang pasti mengenai
pelaksanaan peredarannya sedang disusun.
Menurut seorang karyawan PT Kwarta Kencana beberapa bekas agen
Undian Harapan akan ditunjuk mengageni SSB. Juga pemasarannya
kabarnya akan tinggal mencairkan lagi jaringan pemasaran Undian
Harapan yang sudah hampir setahun dibekukan. Kupon SSB juga
dicetak pada percetakan yang dulu mencetak Undian Harapan. Yang
juga diwarisi adalah peralatan bekas milik Undian Harapan.
"Kecuali untuk menghemat, peralatan tersebut juga sudah mendapat
kepercayaan masyarakat," cerita seorang karyawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini