Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Buku 'Panggil Saya BTP', Ahok: Ini Perjalanan Psikologis Saya

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan buku Panggil Saya BTP merupakan perjalana psikologis dia selama di tahanan.

17 Februari 2020 | 14.27 WIB

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meluncurkan buku "Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob." TEMPO/Charisma Adristy
Perbesar
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meluncurkan buku "Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob." TEMPO/Charisma Adristy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok meluncurkan buku berjudul “Panggil Saya BTP” pada Senin, 17 Februari 2020 di acara Ngobrol Tempo. Basuki menulis buku ini saat mendekam di Rumah Tahanan Mako Brimob pada Mei 2017 sampai Januari 2019 akibat perkara penistaan agama. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Buku ini merupakan perjalanan psikologi saya dari stres menjadi tidak stres, karena naik turun, kumat tobat lalu kumat tobat, dan kemudian dipetakan oleh tim psikologis mana saja yang cocok,” kata Basuki saat peluncuran buku tersebut di Kantor Tempo pada Senin, 17 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Basuki mengatakan apa yang ia tulis merupakan apa yang terbaik bagi diri saya sendiri. “Setiap apa yang saya marah dan kecewa saya tulis lalu saya tulis solusinya,” kata Basuki. “Kalau tidak ditulis solusinya nanti kepala pecah bisa benturin kepala ke tembok.”

Buku ini mirip semacam jurnal perjalanan batin dan kegiatan Basuki selama di tahanan. Ia memang menuliskan apa saja yang dilakukan di tahanan atau apa yang ia rasakan.

Saat peluncuran, Basuki sedikit menceritakan apa yang ia rasakan di hari-hari pertama di tahanan. “Awal masuk penjara merupakan masa terberat yang pernah dialami oleh saya. Luar biasa. Marah karena berasa dikhianati oleh orang-orang dan merasa ditinggalkan,” kata Basuki.

Basuki Tjahaja Purnama juga mengatakan ada perasaan sesak di dada setiap kali mengingat kenapa ia ditahan. Selain itu, ia juga sering terbangun tengah malam dalam kondisi tak tenang. 

“Ternyata kemudian saya baru paham kalau saya marah dan tidak terima dengan kondisi saya. Malam itu saya sampai bermeditasi, berdoa terus kepada Allah Bapa untuk membantu saya menenangkan diri dan menerima kondisi ini,” kata Basuki.



 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus