Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas mengecam pelaku teror yang mengirim paket berisi kepala babi kepada Tempo pada Rabu sore, 19 Maret 2025. Paket berisi kepala babi yang dibungkus kotak kardus itu dikirim untuk jurnalis Tempo dan host siniar Bocor Alus Politik Francisca Christy Rosana atau akrab disapa Cica.
Busyro mengatakan pengiriman kepala babi dengan dua kuping terpotong itu sebagai bentuk terorisme nyata yang memperkuat kekuasaan tanpa pertimbangan moral dan etika. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu menggambarkan teror terhadap Tempo sebagai cermin primitivisme yang dahulu lazim dalam era Orde Baru yang ultra otoritarianisme.
“Premanisme dalam bidang politik dan ekonomi, serta lemah dalam penegakan hukum,” kata Busyro kepada Tempo melalui pesan WhatsApp, Jumat, 21 Maret 2025.
Busyro mengaitkan otoritarianisme dengan Machiavellian, berhubungan dengan fokus kepemimpinan pada kepentingan diri sendiri dengan cara menipu dan mengabaikan aspek moral. Premanisme, menurut dia menista nilai-nilai fundamental kebangsaan, etik dan adab.
Busyro merupakan anggota Dewan Pers terpilih periode 2025-2028. Ia ketua sekaligus anggota Komisi Yudisial RI periode 2005-2010.
Selain Busyro, dukungan terhadap Tempo terus mengalir dari berbagai kalangan masyarakat sipil dan organisasi profesi jurnalis. Dukungan itu datang di antaranya dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk), Aliansi Jurnalis Independen Indonesia, Serikat Pekerja Kampus, dan akademisi di Indonesia maupun luar negeri.
Pimpinan Redaksi Tempo Setri Yasra menduga pengiriman kepala babi sebagai teror terhadap karya jurnalistik Tempo. "Kami mencurigai ini sebagai upaya teror dan melakukan langkah-langkah yang menghambat kerja jurnalistik," kata Setri.
Pilihan Editor: Pakar Hukum UMY Dorong Segera Judicial Review UU TNI, Ini Alasannya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini