Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Cerita Mahasiswa Kampus Mengajar: Buat Program Literasi Hingga Apoteker Cilik

Kampus Mengajar Angkatan 5 telah menerjunkan 21.000 mahasiswa sejak Februari lalu.

18 Juli 2023 | 06.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi program kampus mengajar. Kemendikbud

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kampus Mengajar Angkatan 5 saat ini sedang berjalan dan telah menerjunkan lebih dari 21.000 mahasiswa sejak Februari lalu. Program itu melibatkan 5.000 Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kampus Mengajar merupakan salah satu program kegiatan pembelajaran dan pengajaran di satuan pendidikan belajar dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program itu memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri di luar kelas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peserta Kampus Mengajar akan menjadi mitra guru guna menyusun pembelajaran yang berfokus pada peningkatan numerasi serta literasi dari peserta didik. Dari kegiatan itu, ada beragam cerita menarik yang dibagikan peserta Kampus Mengajar.

Salah satu ceruta berasal daei mahasiswa Kampus Mengajar di SDN 12 Kabupaten Sorong Papua Barat Daya. Ada empat mahasiswa yang bertugas di sana dan berbagi pengalaman dalam meningkatkan literasi di SD tersebut.

Mereka sudah melakukan tugas selama 14 minggu dan mendapatkan apresiasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sorong. Dinas senang dengan kehadiran mahasiswa Program Kampus Mengajar karena kondisi tenaga pendidik yang masih kurang di sana.

Program yang dirancang oleh para mahasiswa Program Kampus Mengajar itu antara lain memanfaatkan plastisin sebagai alat pengajaran; kelas baca, tulis, hitung (calistung) tambahan untuk seluruh jenjang kelas; pembuatan mading; pembuatan pojok literasi dan numerasi hingga pembiasaan membaca 15 menit sebelum memulai pembelajaran serta reaktivasi perpustakaan dengan memanfaatkan buku bacaan yang telah didapatkan untuk membangun budaya literasi.

Tidak hanya bermanfaat bagi sekolah, namun mahasiswa mendapatkan dampak positif untuk mengembangkan dan mengasah kompetensinya serta menambahkan pengalaman. "Kami merasa kemampuan public speaking kami meningkat dan kami lebih berani bicara di depan umum. Karena selama bertugas kami selalu melakukan koordinasi dengan guru, kami jadi tahu cara berkomunikasi yang baik," kata Chitra Ayu Triani Wijaya, mahasiswa Universitas Victory Sorong sekaligus Ketua kelompok mahasiswa yang ditugaskan di SDN 12 Kabupaten Sorong.

Cerita lain dibagikan oleh Tim Kampus Mengajar Angkatan 5 di SDN Alalak Selatan 1 yang melakukan kegiatan Apoteker Cilik. Itu merupakan program kerja kolaborasi mahasiswa dengan dosen pembimbing lapangan apoteker Siti Malahayati dan rekan-rekan apoteker teman beliau.

"Kegiatan apoteker cilik ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap anak-anak mengenai obat-obatan serta eksistensi dan pengenalan profesi apoteker," ujar salah satu Tim Kampus Merdeka Angkatan 5 SDN Alalak Selatan 1.

Dari program ini, siswa diharapkan agar dapat mengetahui bagaimana cara mendapatkan obat, menggunakan obat, menyimpan obat, dan membuang obat dengan baik dan benar, serta siswa dapat meluruskan kesimpangsiuran informasi yang ada.

Saat ini, program Kampus Mengajar telah masuk angkatan 6 dan sedang dalam tahap perekrutan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus