Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menyarankan pemerintah agar tidak memaksakan adanya susu di dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan anggaran rata-rata Rp 10 ribu per porsi. Edy menyatakan kekhawatirannya tentang kualitas susu yang akan diberikan kepada anak-anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia berkata, ada kekhawatiran susu yang disajikan akan mengandung terlalu banyak gula. “Saya khawatir dengan Rp 10 ribu, dapat susu, tapi susunya sedikit, airnya banyak gulanya banyak. Ini malah tidak sehat,” kata dia saat diskusi tentang peran penting susu dalam program MBG, di Jakarta Selatan, pada Rabu, 15 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guru besar bidang ilmu gizi kesehatan masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Tria Astika Endah Permatasari mengatakan kadar gula dalam susu menjadi salah satu kriteria penting untuk susu yang disajikan kepada anak-anak. Dua kriteria lainnya adalah susu yang disajikan harus higienis dan memiliki kandungan gizi yang cukup.
Berdasarkan pengalamannya, ia sering menemukan susu yang dijual di pasaran dengan banyak kadar gula dan perisa. Hal ini karena penjual mengutamakan rasa dibandingkan nutrisi. “Otomatis kandungan gizinya tidak terpenuhi,” ujar dia.
Tria mengatakan, ada susu UHT di pasaran dengan kandungan gula hampir 20 gram. Sedangkan, batas maksimum konsumsi gula yang baik untuk anak adalah enam sendok makan atau 30 gram dalam sehari. “Sehingga harus hati-hati,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan bahwa anggaran rata-rata untuk program MBG adalah Rp 10 ribu per porsi. Pemerintah bisa saja menaikkan anggaran di daerah tertentu.
Dadan mengatakan jumlah Rp 10 ribu yang muncul itu berbasi uji coba di Pulau Jawa selama beberapa bulan terakhir. Pemerintah akan melakukan uji coba MBG mulai dari Aceh sampai Papua pada Desember 2024.
Program BGN diluncurkan perdana pada Senin, 6 Januari 2025. Dalam pelaksanaannya, MBG mengatakan sejumlah sekolah di Indonesia tidak menerima susu dalam menu yang dibagikan.
Menurut Dadan, pemberian susu hanya diperuntukkan bagi wilayah-wilayah yang memiliki peternakan sapi perah. Adapun untuk daerah lain yang tidak memiliki peternakan sapi perah, sajian menu akan disesuaikan. “Daerah yang sulit proteinnya diganti sumber lain,” ujar Dadan pada 6 Januari lalu.
Andi Adam Faturahman dan Daniel A. Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Ormas Pendiri Golkar Terbuka Jika Jokowi Ingin Gabung