Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengingatkan masyarakat mewaspadai penyakit demam berdarah dengue atau DBD meski saat ini kasus virus Corona tengah menjadi perhatian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Karena curah hujan terkadang masih cukup tinggi dan ini berpotensi DBD. Jangan nanti karena fokus pada virus Corona malah lengah dengan ancaman DBD," kata Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Antara, Kamis, 5 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nadia pun mengimbau pemerintah dan masyarakat tidak hanya fokus pada penanganan virus Corona yang marak belakangan ini. "Takutnya karena fokus corona, lalu demam satu atau dua hari dan kemudian tidak menunjukkan gejala, masyarakat tidak menganggap adanya kemungkinan terjangkit demam berdarah," kata dia.
Sebab, dalam kasus demam berdarah, fase kritisnya ialah pada hari ketiga dan keempat, yakni saat penderita merasa sudah sehat. Padahal, terkadang itulah masa masuknya pre-shock DBD.
Secara umum, kasus DBD di Indonesia telah mengakibatkan 94 orang meninggal pada Januari hingga awal Maret 2020. Angka tersebut total dari 14.716 kasus secara nasional.
Data kematian tersebut di antaranya berada pada zona merah, yaitu Nusa Tenggara Timur sebanyak 29 orang, Jawa Barat 15 orang dan Jawa Timur 11 orang. Kemudian pada zona kuning sebanyak tujuh kasus kematian di Lampung, empat di Jawa Tengah, tiga di Bengkulu dan tiga di Sulawesi Tenggara.
Kemudian masing-masing dua kasus kematian di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah.
Terakhir masing-masing satu kasus kematian akibat DBD di Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat.