Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Cianjur - Warga yang merupakan korban gempa Cianjur di lima kecamatan diterjang banjir bandang dan angin kencang. Bencana ini telah memporak-porandakan dan menghanyutkan tenda-tenda pengungsian yang mereka tempati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banjir bandang disertai angin kencang yang terjadi, dua hari berturut-turut, Senin 20 Maret 2023 dan Selasa 21 Maret 2023. Tidak hanya menghanyutkan tenda-tenda milik warga, tapi juga harta-benda berharga warga di pengungsian hilang tersapu banjir bandang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo, menyebutkan, tercatat sebanyak 15 kampung di lima kecamatan di Kabupaten Cianjur terdampak parah akibat bencana banjir bandang dan angin kencang.
Sebanyak 15 kampung yang terdampak banjir bandang dan angin kencang, yakni Kampung Gunung Lanjung, Kampung Rasyid, Kampung Panumbangan, dan Kampung Cangklek di Kecamatan Cugenang, Kampung Cikamuning, Kampung Tipar, Kampung Raweuy, Kampung Cikaret, Kampung Warungkiara, Kampung Apel, dan Kampung Tegallaja di Kecamatan Cianjur, Kampung Pakuwon di Kecamatan Sukaresmi, Kampung Ciguntur di Kecamatan Pacet, Kampung Cipanas di Kecamatan Cipanas, dan Kampung Ciheulang di Kecamatan Karangtengah.
"Belasan tenda pengungsian warga porak-poranda dan hanyut disapu angin kencang dan banjir bandang. Tidak ada korban jiwa ataupun luka, warga sementara masih menempati tenda-tenda pengungsian yang lebih aman," kata Rudi kepada wartawan di Cianjur, Rabu 22 Maret 2023.
Rudi mengatakan, pihaknya bersama unsur TNI-Polri hingga saat ini masih melakukan penanganan di lokasi-lokasi terdampak dengan kembali mendirikan tenda-tenda pengungsian dan dapur umum bagi warga di lokasi yang lebih aman, mengingat para warga akan segera melaksanakan ibadah puasa.
"Terus kita percepat, penambahan tenda-tenda pengungsian dan dapur umum. Karena, besok warga sudah harus menjalankan ibadah puasa. Tidak sedikit harta benda berharga milik warga yang terbawa hanyut banjir bandang," jelasnya.
Uang dan perhiasan hanyut
Kepala Desa Nagrak, Hendi Saeful Maladi, menyebutkan dua orang warganya harus kehilangan uang dan perhiasan senilai puluhan juta rupiah setelah tenda pengungsian mereka tersapu dan hanyut oleh banjir bandang.
"Satu orang warga kehilangan Rp 35 juta, dan satu orang warga lainnya kehilangan uang Rp 30 juta serta perhiasan emas seberat 25 gram hanyut diseret banjir bandang," kata Hendi.
Sementara, Tomi, 39 tahun, warga Kampung Cibulakan, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, mendesak pemerintah daerah agar serius dan cepat dalam penanganan kebencanaan. Sebab, kata Tomi, warga sudah sangat sengsara dan tersiksa jika harus berlama-lama tinggal di tenda pengungsian.
"Kita hanya ingin segera kembali ke rumah, tidak terus-terusan tinggal di tenda. Warga butuh bukti nyata dari pemerintah terkait pencairan dana stimulan rumah rusak. Kenapa wilayah lain sudah ada pencairan, kita belum?" tandas Tomi.
DEDEN ABDUL AZIZ