Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosial

Dr. Yusuf Qardhawi: "Itu Tindak Kekerasan dan Kezaliman?"

21 Oktober 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PESAN perdamaian menggema dari Vatikan. Awal Oktober lalu, pertemuan "Muslim-Christian Summit" digelar di Kota Vatikan. Acara yang ditangani Keuskupan Roma dan disponsori Perserikatan Bangsa-Bangsa itu dihadiri puluhan intelektual dan cendekiawan dunia dari kalangan agama Islam dan Kristen. Dari kalangan Islam hadir antara lain Dr. Yusuf Qardhawi (ulama modernis Mesir), Prof. Dr. Faridh Washil (mufti besar Mesir), dan Fahmi Huwaidi (muslim pemikir Mesir). Sedangkan dari kalangan Katolik datang antara lain Carlo Martini, calon pengganti paus. Dialog Islam-Kristen itu bertujuan meredakan ketegangan antara Islam dan Barat sebagai ekses peristiwa teror yang menyerang Amerika Serikat pada 11 September lalu. Maklum, tanpa menunjukkan bukti-bukti, pihak AS telah menuding Usamah bin Ladin, muslim asal Arab Saudi, sebagai otak pelaku teror. Karena pemimpin organisasi Al-Qaidah itu bersembunyi di Afganistan, AS menyerang negeri yang dikuasai Taliban (kelompok muslim garis keras) tersebut mulai 7 Oktober. Serangan militer AS itu membangkitkan sentimen negara-negara yang berpenduduk muslim, seperti terlihat dalam aksi unjuk rasa anti-AS di Indonesia yang berlangsung hingga Jumat pekan lalu. Konflik AS-Afganistan salah-salah melebar menjadi perang agama. Kekhawatiran akan melebarnya konflik itulah yang melatarbelakangi penyelenggaraan pertemuan Vatikan. Di ujung acara, para peserta pertemuan sepakat untuk mengutuk pihak-pihak di belakang serangan 11 September khususnya dan mereka yang berada di belakang terorisme secara umum. Namun, mereka gagal meneken pernyataan bersama karena terganjal beberapa perbedaan pandangan antara kelompok Islam dan Kristen. Salah satunya menyangkut usulan kalangan Islam untuk memakai pengadilan internasional yang fair dalam mengadili pelaku peristiwa 11 September. Kalangan Kristen menolaknya karena hal itu mereka anggap sebagai intervensi politik. Untuk mengetahui lebih jauh hasil pertemuan Vatikan, wartawan Majalah TEMPO di Kairo, Zuhaid el-Qudsy, mewawancarai Dr. Yusuf Qardhawi, 75 tahun, ulama terkemuka dari Mesir yang menjadi pembicara utama pertemuan itu. Petikannya: Apa dampak peristiwa 11 September menyangkut hubungan antar-agama? Dampaknya adalah menegangnya hubungan antara Islam dan Barat. Itu karena pemerintah AS menuduh Usamah melakukan aksi pe-ledakan yang telah mengorbankan nyawa manusia. Bisa disebutkan fakta-fakta yang men-dukung adanya ketegangan itu? Fakta-faktanya jelas. Dalam arti terlihat adanya kecurigaan dan kebencian yang mencolok terhadap umat Islam, khususnya mereka yang tinggal di wilayah Barat. Di samping itu, penyerangan Amerika Serikat ke Afganistan menyulut api kemarahan umat, mengingat AS tidak menyodorkan data dan bukti yang valid bahwa Usamahlah pelaku peledakan tersebut. Adakah perbedaan di kalangan Islam dalam memandang peristiwa 11 September? Benar, memang ada perbedaan itu. Namun, dalam hal penyerangan AS ke Afganistan, semua sepakat bahwa itu tindak kekerasan dan kezaliman, sekalipun AS berdalih bahwa mereka menyerang teroris. Kenyataan itulah yang memperuncing permasalahan, mengingat AS jelas bertindak secara sembrono dan tidak adil. Bagaimana tidak, masalah Palestina-Israel saja sampai sekarang masih menggantung. Belum lagi kejahatan-kejahatan Israel terhadap warga Palestina yang tidak pernah ditindaklanjuti. Bagaimana seharusnya AS bersikap? Sudah seharusnya Amerika Serikat mengecek lebih dulu aktor peristiwa 11 September. Jangan langsung menuduh, terlebih lagi menyerang. Selama ini apa upaya kalangan Islam moderat untuk meredakan ketegangan Islam-Kristen? Upaya yang dilakukan tokoh-tokoh Islam moderat dan Kristen sampai saat ini masih berupa dialog dan penyeruan upaya damai untuk meredakan ketegangan yang terjadi. Jelas upaya ini belumlah cukup untuk meredakan ke-tegangan, tapi setidaknya bisa meminimalisasi keadaan. Apakah Taliban citra Islam yang ideal menurut Anda? Islam yang ideal adalah yang mengikuti perintah Allah, dalam hal ini Al-Quran dan petunjuk Rasulullah Muhammad. Bagi Taliban, barangkali apa yang telah mereka lakukan telah sesuai dengan apa yang diajarkan Islam, seperti dalam hal pemerintahan dan masalah wanita. Begitu juga dengan saya. Apa yang saya katakan itulah yang saya anggap benar dan pas. Jadi, semuanya bergantung pada pemahaman kita terhadap teks suci (nash), di samping latar belakang pendidikan dan lingkungan. Jelas saya yakin semua orang sepakat bahwa citra Islam yang ideal adalah yang dicontohkan Nabi Muhammad. Apa hasil Vatican summit tersebut? Perlunya dialog Islam dan Kristen untuk menghentikan ketegangan. Penyeruan perdamaian berasaskan keadilan dan kebebasan serta saling mencintai. Menentang kezaliman dan mengupayakan solusi bagi kemiskinan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus