Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa nama calon wakil presiden disingkat cawapres Prabowo Subianto semakin riuh ketika Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau KKIR pada Minggu, 14 Agustus 2023 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pasalnya, setiap partai juga telah menyodorkan sejumlah nama terkait cawapres masing-masing. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar misalnya yang masih percaya diri menjadi kandidat terkuat bakal cawapres Prabowo. Dia optimis bahwa ia memiliki peluang yang besar untuk menjadi cawapres Prabowo. “Peluang saya cukup besar. Saya juga telah mengajukan agar Pak Airlangga nanti jadi ketua tim pemenangan,” ujar Ketua Umum PKB itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dilansir dari Tempo, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyatakan bahwa PKB sudah memberi tenggat waktu kepada Partai Gerindra untuk menentukan Cawapres hingga akhir bulan Agustus 2023.“Ya kalau sampai bulan ini tidak ada keputusan, tentu kami akan mengambil opsi lain yang lebih rasional dan aspiratif,” kata Jazilul. Kendati demiian, dia sendiri mengakui bahwa keputusan cawapres ada di tangan Cak Imin dan Prabowo.
Lalu PAN dan Partai Golkar yang baru bergabung juga memberikan persaingan yang ketat terkait bursa cawapres. Golkar masih bertahan untuk menyodorkan nama ketua umum partainya, Airlangga Hartarto sebagai cawapres mendampingi Prabowo. Dilansir dari Tempo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman pernah mengakui bahwa Partai Golkar sempat mengusulkan Airlangga sebagai Cawapres kepada dirinya. “Meskipun begitu, nanti kita lihat dinamika dan usulan lain,” kata Habiburokhman yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi III DPR itu.
Sementara itu, PAN masih mengusung Erick Thohir sebagai tokoh yang akan jadi cawapres Prabowo. Erick Thohir sendiri kerap disandingkan dengan Prabowo. Terbaru, pada kunjungan Presiden ke PT Pindad pada Juli lalu. Kunjungan Presiden Joko Widodo membuat Prabowo dan Erick Thohir kembali bersanding. Kala itu, Prabowo menyupiri Erick menggunakan mobil tempur Maung buatan PT Pindad, sementara Jokowi dan Iriana di belakang mereka.
Sejumlah pakar menyebut bahwa hal itu merupakan kode dukungan Jokowi pada Prabowo dan Erick Thohir pada Pemilu 2024 nanti. Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin yang menyatakan bahwa jika Prabowo dan Erick berpasangan akan menjadi pasangan yang memeroleh elektabilitas teratas.
Elektabilitas Cawapres
Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Juli lalu menyajikan tokoh-tokoh yang akan menjadi calon wakil presiden. LSI melakukan tiga kali simulasi nama Wakil Presiden, pertama memberikan 24 nama, lalu 12 nama, dan terakhir 7 nama. Berikut 14 nama dari simulasi 24 nama LSI.
- Erick Thohir dengan 14,3%
- Ridwan Kamil dengan 13,5%
- Mahfud MD 9,9%
- AHY 9,5%
- Sandiaga Uno 8,9%
- Gibran Rakabuming Raka 7,6%
- Khofifah 3,8%
- Airlangga Hartarto 2,6%
- Andika Perkasa 1,6 %
- Susi Pujiastuti 1,3 %
- Tri Rismaharini 1,3 %
- Yenny Wahid 1,3 %
- Gatot Nurmantyo 1,2 %
- Muhaimin Iskandar 1,0%
Nama cawapres yang disodorkan untuk mendampingi Prabowo berada di urutan pertama, yakni Erick Thohir dengan 14,3% dari PAN sementara itu nama-nama pengusung dari partai lain berada di urutan bawah seperti Airlangga Hartarto dengan 2,6% dan Muhaimin Iskandar dengan 1,0%.
Lalu, jika dilihat dari simulasi 7 nama LSI, hanya ada dua nama yang diusung KIB menjadi cawapres Prabowo, yakni Erick Thohir dengan urutan pertama sebesar 21,2% dan Airlangga Hartarto 5,7% yang bahkan kalah dari Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih Partai Golkar Ridwan Kamil dengan urutan kedua sebesar 19,6%.
M. JULNIS FIRMANSYAH | TEMPO.CO
Pilihan editor: Gibran Diisukan Jadi Bakal Cawapres Prabowo, Ini Kronologi Beberapa Pertemuan Mereka