Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Indonesia di Murdoch University perkenalkan mitos hantu asli Indonesia kepada masiswa internasional Asia - Pasifik di Perth Australia Barat. Mitos hantu Indonesia seperti pocong dan kuntilanak diperkenalkan dalam pesta Halloween yang diperingati secara internasional setiap 31 Oktober.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Acara tersebut diinisiasi oleh Asosiasi Mahasiswa Indonesia di Universitas Murdoch (MUISA) dengan mengusung konsep wahana rumah hantu berlatarbelakang horor barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi konsepnya, sekelompok mahasiswa internasional yang terdiri sekitar 6-7 orang diajak masuk ke dalam ruangan yang ceritanya kelas angker, di dalam kelas mereka harus menemukan beberapa benda yang dapat memberi petunjuk jalan keluar sekaligus menolong sahabat pena mereka, bernama Rossie yang mati terbunuh dan arwahnya terperangkap dalam kelas," ujar Vice President MUISA Anastasia Sanjaya kepada Tempo, Selasa, 31 Oktober 2023.
Dalam ruangan yang dibuat para personil MUISA dari terpal, berbagai macam hantu Indonesia seperti kuntilanak dan pocong akan menakut-nakuti para siswa internasional yang hadir di acara Halloween. Demi terlihat seram dan mengagetkan, beberapa mahasiswa Indonesia rela dibungkus kain kafan dan memakai make up tebal.
"Di luar wahana rumah hantu udara malam dingin sekali, tapi karena saya dililit kain yang ceritanya kafan dan harus tersembunyi dalam box lalu keluar sambil lompat lompat, malah jadi terasa hangat, dan agak haus," ujar Helmy Setiabudi, mahasiswa Master of Renewable Energy asal Manokwari yang berperan sebagai pocong ini.
Selain mitos Pocong, hantu yang lain yang dihadirkan adalah kuntilanak. Beberapa mahasiswa internasional, terutama asal negara - negara Asia cukup mengenal baik legenda hantu perempuan berambut panjang bergaun putih ini.
"Tugas saya di dalam merangkak di bawah meja lalu muncul dengan air muka datar, begini saja peserta sudah banyak yang teriak - teriak kengerian," ujar Sabrina Darcelio, Mahasiswi Fakultas Veteriner asal Jakarta yang berperan sebagai kuntilanak.
Selain memperkenalkan konsep berbagai jenis hantu lokal Indonesia, MUISA menjual minuman dan makanan khas Halloween non alkohol yang seolah-olah menyajikan bola mata ke dalam minuman. Ada pula paket tangan putus manusia yang terbuat dari sarung tangan latex diisi permen berbanderol Aus$ 10 sebagai bentuk penggalangan dana untuk keberlangsungan organisasi.
"Bola mata ini dibuat dari buah kelengkeng yang diisi Blueberry, jadi mirip sekali bola mata," kata Jeanette Emanuela, mahasiswi Fakultas Veteriner asal Tasikmalaya yang membuat konsep minuman horor tersebut.
Karena bentuknya yang cukup unik, banyak mahasiswa Australia yang tertarik membeli paket permen tangan putus dan minuman bola mata tersebut.
Acara yang berlangsung dari pukul 8 hingga 12 malam tersebut dihadiri lebih dari 80 mahasiswa dari berbagai negara seperti Australia, India, Bhutan, Inggris dan negara negara Asia seperti Vietnam dan Thailand. Peserta yang datang ikut menyemarakkan suasana dengan kostum-kostum hantu atau costplay yang merepresentasikan negara asal mereka.
Menurut Presiden MUISA Donny Bhuana, peringatan Halloween yang mengusung tema hantu lokal Indonesia ini baru pertama kali diadakan di Murdoch University. Pada perayaan Halloween sebelumnya, hanya mahasiswa asal Australia yang bersemangat menyelenggarakan acara internasional tersebut.
"Ini baru pertama kali Indonesia yang menjadi host pada peringatan Halloween, kami berharap tahun tahun berikutnya konsep haunted house versi hantu lokal ini bisa menjadi acara tetap MUISA," kata Donny yang juga peneliti jenjang post doktoral bidang Nano Teknologi di Murdoch University.
Pilihan Editor: 30 Kampus Terbaik di Jepang Versi EduRank 2023