Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Greenpeace Sebut Food Estate di Gunung Mas Gagal Total, Minta Kemenhan Tanggung Jawab

Juru Kampanye Greenpeace Indonesia Rio Rompas mengatakan program lumbung pangan atau food estate di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah yang sebelumnya ditanami singkong merupakan program Kementerian Pertahanan atau Kemenhan dengan hasil gagal total.

23 Januari 2024 | 22.19 WIB

Aktivis Greenpeace, LBH Kalimantan Tengah, Save Our Borneo, dan Walhi Kalimantan Tengah meniru Presiden Joko Widodo saat berjalan di kawasan proyek food estate yang sedang dikerjakan Kementerian Pertahanan di Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Aksi ini bertepatan dengan pertemuan COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Kredit: Jurnasyanto Sukarno/Greenpeace
Perbesar
Aktivis Greenpeace, LBH Kalimantan Tengah, Save Our Borneo, dan Walhi Kalimantan Tengah meniru Presiden Joko Widodo saat berjalan di kawasan proyek food estate yang sedang dikerjakan Kementerian Pertahanan di Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Aksi ini bertepatan dengan pertemuan COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Kredit: Jurnasyanto Sukarno/Greenpeace

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Kampanye Greenpeace Indonesia Rio Rompas mengatakan program lumbung pangan atau food estate Kementerian Pertahanan di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah yang sebelumnya ditanami singkong hasilnya gagal total. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Dia (Kemenhan) bertanggung jawab untuk food estate dari awal tanamannya singkong. Tapi singkong itu yang nantinya diproduksi jadi mi, jadi tapioka, bukan singkong yang langsung bisa dikonsumsi masyarakat juga,” katanya kepada Tempo, Selasa, 23 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berbagai kejanggalan terjadi dalam proyek tersebut. Dia menyebut adanya perusahaan yang tak kredibel di dalam program itu. “Kami lihat ada satu perusahaan yang jadi kontraktor perusahaan itu yang enggak kredibel. Masa mengelola duit miliaran rupiah tapi alamatnya di toko ponsel. itu kejanggalan-kejanggalan dari awal,” katanya.

Ia juga menuturkan food estate di Gunung Mas tak memiliki kajian awal perihal analisis lingkungan hidup strategis dan kajian analisis dampak lingkungan (Amdal). Menurut Rio, program pangan dengan lahan besar-besaran tak diperbolehkan membuka kawasan hutan. Namun, kebijakan itu diubah guna melegalkan proyek strategis nasional. 

“Itu (lahan food estate) memang masih di kawasan hutan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga tak melakukan upaya-upaya (pencegahan) awal, bahkan memberikan izin,” kata Rio.

“Hasilnya sudah terjadi dan menurut kami itu gagal total, karena yang dibuka (lahan) pasir dan tak bisa ditanam untuk komoditas pangan apapun".

Adapun dalam debat cawapres ke-4 pada Minggu, 21 Januari 2024, calon wakil presiden Mahfud Md menyinggung soal food estate saat menyampaikan visi misinya. Food estate yang merupakan proyek pemerintah berskala besar untuk mengolah jutaan hektar lahan di Indonesia menjadi lahan pertanian dinilai gagal oleh Mahfud Md karena merusak lingkungan.

Dikutip dari Majalah Tempo, Kementerian Pertahanan menjalankan proyek tersebut untuk pengembangan pangan singkong dan Kementerian Pertanian untuk pangan di luar itu. Pemerintah mengklaim ketahanan pangan adalah bagian dari pertahanan negara.

Food estate program pemerintah di daerah sehingga tentara bisa membantu. Tentara yang dilibatkan juga bukan dari satuan tempur atau cadangan tempur, tapi dari satuan teritorial saja,” kata Kepala Staf Kepresidenan Jenderal Moeldoko dilansir dari Majalah Tempo edisi 9 Oktober 2021.

Bagus Pribadi

Bagus Pribadi

Bergabung dengan Tempo pada September 2023. Kini menulis untuk desk Jeda yang mencakup olahraga dan seni.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus