KEHADIRANNYA di panggung kampanye PDI barusan betulbetul mempesona. Katakata yang keluar dari mulutnya penuh kritik tajam, keras, terutama kalau sudah menyinggung soal korupsi. Rupanya, walau sedikit, ada pula tetesan bakat ayahnya yang ia warisi, yaitu mampu memukau massa lewat pidato. Dia adalah Guruh Soekarnoputra, putra bungsu bekas Presiden Soekarno dengan Nyonya Fatmawati. Sudah hampir pasti, Guruh akan menjadi salah seorang anggota DPR periode mendatang mewakili PDI di daerah pemilihan Jawa Timur. Berarti, dua anak Bung Karno terdapat dalam DPR mendatang. Yang satunya adalah Megawati, kakak Guruh. Guruh memilih anak muda sebagai bidang garapannya di panggung PDI. Itu memang tepat. Dengan tampangnya yang klimis, pakaian yang selalu necis dan trendi, lalu tak pernah lupa memakai parfum, pemuda ini selalu kelihatan bergairah. Selaku pimpinan grup Swara Mahardika yang terkenal itu, namanya memang sudah lama jadi buah bibir anak-anak muda. Maka di mana saja Guruh berkampanye, massa kaum "metal" itu pun membludak. Ia ditanggap di manamana sehingga Guruh harus mengelilingi Indonesia sepanjang 25 hari masa kampanye. Terkadang dalam satu hari ia harus tampil di dua kota yang berbeda. Dilahirkan Januari 1953 di Istana Negara Jakarta. Pendidikan SD sampai SMA diselesaikannya di Perguruan Cikini Jakarta. Lalu tahun 1971, setahun setelah Bung Karno meninggal dunia, Guruh terbang ke Belanda. Ia belajar arkeologi di Universiteit van Amsterdam. Tak selesai. Tiga tahun kemudian pulang ke Jakarta lalu ia bersama Keenan Nasution membentuk band Guruh Gipsy. Sejak kecil Guruh sudah punya bakat seni. Ia pernah belajar pada Mochtar Embut, komponis terkemuka. Bagaimana dengan karier barunya sebagai politisi? Tampaknya ia tak mau kepalang tanggung. "Saya tak mencalonkan diri. Tapi kalau ditanya, saya siap untuk menjadi presiden," katanya kepada TEMPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini