Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Aceh lebih siap jika terjadi gempa megathrust atau patahan yang naik dan terbentuk karena tumbukan kerak samudra dan benua yang mengancam Jawa dan Sumatera seperti diumumkan BNPB. Masyarakat Aceh telah melakukan simulasi rutin yang digelar pemerintah dan sekolah-sekolah. “Simulasi bencana, baik gempa maupun gunung meletus, rutin dilakukan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Yusmadi kepada Tempo, Selasa, 6 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, BPBA masih rutin melakukan uji sirene tsunami pada tanggal 26 setiap bulan. Tujuannya, selain mengajak warga siaga, mengetes alat itu berfungsi dengan baik. Ada enam sirene tsunami di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar, wilayah yang dekat laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:
BMKG Imbau Masyarakat Tiru Cara Orang Jepang Hadapi Gempa
Heboh Gempa Megathrust Selatan Jawa...
BPBA juga melakukan sosialisasi ke komunitas-komunitas serta desa-desa agar peduli dengan kesiapsiagaan bencana. Juga rutin melalui media massa.
Wakil Kepala Sekolah Menengah Pertama 1 Banda Aceh Syarifah Nargis mengatakan anak-anak didiknya akrab dengan materi-materi siaga bencana karena kerap mengadakan simulasi gempa dan tsunami. “Minimal setahun dua kali,” katanya.
Sekolah yang pernah dilanda tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 itu juga mempunyai program kebencanaan untuk siswa baru. “Kalau ada siswa baru, mereka selalu dibekali dengan materi dan sosialisasi bencana.”
Baca juga: Geger Gempa Megathrust: 8 Lindu Besar Pernah...
Sebelumnya, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengatakan Banda Aceh dan Aceh umumnya adalah wilayah rawan bencana, seperti gempa, tsunami, dan gunung meletus. Ia terus melakukan strategi untuk mewujudkan Banda Aceh sebagai kota tangguh bencana. “Salah satunya dengan meningkatkan simulasi bencana dan kapasitas dan partisipasi masyarakat serta kemitraan untuk mengurangi risiko bencana.”
Bencana gempa kerap terjadi di Aceh, baik yang berpusat di laut maupun di darat. Bencana gempa besar terakhir di Aceh terjadi pada 7 Desember 2016, berpusat di Kabupaten Pidie Jaya. Bencana itu menewaskan lebih dari 100 orang dan merusak ratusan bangunan.