Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah atau yang lebih dikenal dengan HW merupakan salah satu organisasi otonom di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah. Dibentuknya HW berawal dari perjalanan dakwah Kyai Haji Ahmad Dahlan yang sedang mengikuti pengajian SAFT (Sidiq, Amananah, Fathonah, Tabligh) di Surakarta pada 1916.
Berdasarkan hizbulwathan.or.id, Di kota tersebut, Kyai Haji Ahmad Dahlan melihat anak-anak JPO (Javansche Padvinders Organisatie), dengan pakaian seragam, latihan baris berbaris di halaman Mangkunegaran. Sesampainya di Jogja, Kyai Haji Ahmad Dahlan segera menceritakan apa yang telah ia lihat ketika perjalanan dakwah tersebut.
Salah satu tokoh yang lahir dari organisasi ini yaitu Jenderal Soedirman. “Pak Dirman mulai tertarik dengan kepanduan HW semenjak mengenyam sekolah di Cilacap. Beliau tidak ingin menjadi anggota organisasi yang hanya ikut-ikutan. Karena itu, Pak Dirman mempelajari janji dan Undang-undang HW dengan saksama,” kata Teguh Soedirman melalui kanal muhammadiyah.or.id.
Soedirman muda sudah dikenal akan kegigihan dan disiplinnya dalam berorganisasi di HW. Selain aktif berorganisasi di HW, Soedirman juga menjadi seorang guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Sebagai kader HW ini, Soedirman muda ditempa militansinya dan sudah mulai tertanam nilai-nilai cinta tanah air.
Menurut Teguh, Soerdirman muda menjalani dan memahami prinsip dasar HW sehingga menumbuhkan dalam dirinya jiwa kepemimpinan, kepahlawanan dan semangat mengorbankan diri untuk membela kemerdekaan bangsa dan negara. Hal tersebutlah yang menjadikannya cita-cita Soerdirman muda.
Ketika itu, Hizbul Wathan organisasi kepemudaan dan kepanduan Muhammadiyah memiliki simbol seperti, setia kepada ulil amri; sungguh berhajat akan menjadi orang utama; tahu akan sopan santun dan tidak akan membesarkan diri; boleh dipercaya; bermuka manis; hemat dan cermat; penyayang; suka pada sekalian kerukunan; tangkas, pemberani, tahan, serta terpercaya; kuat pikiran menerjang segata kebenaran; ringan menolong dan rajin akan kewajiban; menetapi akan undang-undang Hizbul Wathan (Almanak Muham-madiyah, 1924: 50).
Pada 14 Agustus ini, diperingati sebagai Hari Pramuka. Jenderal Soedirman salah seorang yang ditempa dalam organisasi kepanduan dan kepemudaan Muhammadiyah, Hizbul Wathan saat ia remaja.
GERIN RIO PRANTA
Baca: Hari Pramuka: Mengenal Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Muhamnmadiyah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini