Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ibu Kota Baru, Ini 3 Sesar Pembangkit Gempa di Kalimantan Timur

Di wilayah Kalimantan Timur disebut-sebut sebagai calon Ibu Kota baru yang akan menggantikan DKI Jakarta.

24 Agustus 2019 | 03.07 WIB

Peta Kalimantan Timur. maps.google.com
Perbesar
Peta Kalimantan Timur. maps.google.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung -Kalimantan Timur disebut-sebut sebagai calon wilayah Ibu Kota baru yang akan menggantikan DKI Jakarta.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut ada tiga struktur sesar atau patahan di sana. "Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternoster," katanya lewat keterangan tertulis Jumat 23 Agustus 2019.

Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat berada di wilayah Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur dan masih sangat aktif. BMKG mencatat aktivitas kegempaanya cukup tinggi dan membentuk klaster sebaran pusat gempa yang berarah barat-timur.

Berdasarkan hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional pada 2017, Sesar Mangkalihat memiliki potensi magnitudo mencapai M=7,0. Intensitas atau guncangan gempanya berskala VI-VII MMI. "Artinya gempa yang terjadi dapat menimbulkan kerusakan tingkat sedang hingga berat di Semenajung Mangkalihat dan sekitarnya," kata Daryono.

Adapun Sesar Paternoster yang jalurnya berarah barat-timur melintasi wilayah Kabupaten Paser. Meskipun termasuk kategori sesar berusia tersier, BMKG mencatat di jalur sesar ini masih sering terjadi gempa.

Catatan gempa di Kabupaten Paser cukup banyak. Diantaranya yang paling kuat adalah Gempa Paser berkekuatan M=6,1 pada 26 Oktober 1957.

Peristiwa gempa tektonik yang terbaru adalah Gempa Longkali, Paser, pada 19 Mei 2019 bermagnitudo 4,1.  "Guncangannya sempat menimbulkan kepanikan masyarakat," ujar Daryono.

Seluruh gempa yang bersumber di wilayah Kalimantan Timur dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Sehingga meskipun magnitudonya tidak sebesar yang bersumber di zona megathrust kata Daryono, tetap dapat berdampak merusak bangunan jika tidak diantisipasi dengan sebaik-baiknya.

Potensi bahaya gempa bumi di Kalimantan Timur, terkait calon Ibu Kota baru harus diantisipasi dengan menerapkan building code dengan ketat dalam membangun struktur bangunan.

Banguan tahan gempa bumi wajib diberlakukan. Alternatif lain bagi mereka yang belum memungkinkan membagunan bangunan tahan gempa maka dapat membangunnya dari bahan ringan seperti kayu atau bambu yang dirancang menarik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Dwi Arjanto

Dwi Arjanto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus