Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Japto: Anggota Pemuda Pancasila Pilih Digebukin Ketimbang Dipecat

Japto mengatakan anggota Pemuda Pancasila lebih memilih masuk penjara atau digebukin ketimbang dipecat dari keanggotan ormas ini.

14 Desember 2021 | 06.02 WIB

Sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis, 25 November 2021. Aksi tersebut menuntut Anggota DPR RI fraksi PDIP Junimart Girsang untuk meminta maaf atas pernyataannya yang dianggap telah meminta Kemendagri untuk membubarkan Ormas Pemuda Pancasila. TEMPO/Ridho Fadilla
Perbesar
Sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis, 25 November 2021. Aksi tersebut menuntut Anggota DPR RI fraksi PDIP Junimart Girsang untuk meminta maaf atas pernyataannya yang dianggap telah meminta Kemendagri untuk membubarkan Ormas Pemuda Pancasila. TEMPO/Ridho Fadilla

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno mengatakan ada anggapan di kalangan para anggotanya lebih baik masuk penjara ketimbang dipecat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami punya identitas militansi dan solidaritas yang sangat kuat. Sampai di anak-anak, kami ada istilah, kalau dia bikin salah, daripada dipecat, mending digebukin. 'Pak, saya jangan dipecat, digebukin saya maulah, dipenjara saya mau.' Sampai begitu," kata Yapto seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 11 Desember 2021. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Japto menceritakan bahwa ketika dibentuk pada 1959, ormas PP merekrut putra dan putri Indonesia yang bisa bertempur. Ormas diisi dengan jagoan di pasar, sekolah, kampus, dan lokasi umum lainnya untuk menghadapi ancaman fisik dari agresi luar negeri.

Ia mengatakan para anggotanya ini bukan kriminal. Zaman dulu, kata dia, personel polisi dan tentara masih minim. “Sehingga untuk mengamankan pasar ada jagoan yang menentukan lapak. Ini kan preman-preman karena enggak ada bosnya, tapi mereka dibutuhkan saat itu,” ujarnya.

Menurut Japto, anggota Pemuda Pancasila kebanyakan adalah orang-orang bebas yang bisa ikut membantu menertibkan lingkungan. "Sehingga di pasar-pasar ya yang jadi jagoan yang ngamanin, dia yang mengatur. Lu boleh lapak di sini, lapak di situ, biasanya gitu. Itu sudah terbiasa dari zaman Belanda," kata Japto.

Bagaimana sepak terjang Pemuda Pancasila? Baca selengkapnya di Majalah Tempo edisi 11 Desember 2021.

TIM MAJALAH TEMPO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus