Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Jenazah jurnalis dan salah seorang pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Ging Ginanjar dimakamkan di pemakaman umum daerah Cipageran, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa sore, 22 Januari 2019. Seratusan lebih pelayat terutama kerabat dan keluarga serta seniman Bandung mengantarkan almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya. Dari Jakarta, jenazah Ging dibawa ke rumah duka sebelum dimakamkan.
Berpeti kayu berwarna putih beralas roda, jenazah Ging di tempatkan di teras rumah. Ayahanda Ging, Yahya Ganda, duduk menangis menatap ke peti anaknya. Duduk memegang tongkat, ia didampingi cucu atau anak Ging.
Seniman Tisna Sanjaya mewakili seniman dan budayawan mengatakan merasa tersanjung dan bangga punya sahabat Ging. Menurutnya Ging selalu memberikan cahaya kegembiraam dalam situasi apa pun dan punya spirit, daya dorong untuk berteman. "Selalau saya kenang Ging suka heureuy, bodor, (bercanda, melucu) dan punya idealisme tinggi untuk memperjuangkan kebenaran," kata Tisna.
Baca: Mendekap Kenangan Bersama Ging Ginanjar, Sang Jurnalis Teladan ...
Rekan dan sahabat lainnya mengenang Ging memberikan pengaruh besar di panggung teater Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung sebelum berubah nama pada era 1990-an. Dari seni hanya untuk seni, Ging mengubah seni teater untuk perlawanan. "Ini berpengaruh besar di kampus itu," kata Dimyati, rekannya.
Ging Ginanjar bin Yahya Ganda lahir di Bandung, 6 Juni 1964 dan wafat di Jakarta 20 Januari 2019. Menurut pihak keluarga dan rekannya, Ging diduga meninggal karena serangan jantung. Perwakilan kantor tempat Ging bekerja, BBC, Rebecca menuturkan Ging merupakan wartawan kelas dunia. "Tulisannya mengangkat kalangan marjinal yang tidak diperhatikan banyak orang," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan Ging Ginanjar dikenal luas dalam arena perjuangan merebut kebebasan pers di Indonesia sejak dekade 1990an. Dia termasuk pendiri AJI yang sempat diburu rezim Orde Baru akibat aktivitasnya mengelola media terbitan bawah tanah Suara Independen.
Simak: AJI: Kekerasan dan Persekusi Wartawan di 2018 Tinggi
Aktivitasnya memperjuangkan kebebasan pers sempat membuatnya diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 20 Mei 1998, tepat sehari sebelum Presiden Soeharto mengundurkan diri. Dia berperan penting dalam berbagai gerakan anti-Orde Baru pada masa itu.
Di kalangan sahabat dan kawan dekatnya, Ging dikenal sebagai sosok yang humoris dan berpengetahuan luas. Dia juga getol mendorong perjuangan kesetaraan dan keadilan gender di media dan di kalangan jurnalis. Ging merupakan salah satu motor lokakarya jurnalisme sadar gender yang digagas AJI Indonesia. Prosesi pemakaman yang diiringi hujan berjalan lancar hingga selesai pukul 17.35 WIB.
ANWAR SISWADI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini