Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

6 Mei 2024 | 13.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Program ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan dokter spesialis di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan Kepulauan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan dia kerap melakukan inspeksi mendadak ke rumah sakit hingga puskesmas daerah selama enam bulan terakhir ini. Ia pun menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil minim tenaga dokter spesialis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jokowi menyebut dia sangat senang bahwa alat-alat yang diperlukan seperti misalnya USG sudah tersedia di puskesmas. Kepala negara juga menyoroti di provinsi maupun kabupaten kota sudah ada MRI, mammogram, hingga cath lab.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tapi selalu, keluhan di daerah utamanya di provinsi kepulauan selalu adalah dokter spesialis yang tidak ada," kata Jokowi dalam sambutan saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan di Halaman Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 6 April 2024.

Kementerian Kesehatan membuka enam program di rumah sakit penyelenggara pendidikan utama. Enam program studi kedokteran spesialis di enam rumah sakit penyelenggara pendidikan utama tersebut yakni spesialis mata, jantung, anak, saraf, orthopedi, dan onkologi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam keterangannya melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes di Jakarta, Sabtu 4 Mei, mengatakan pembukaan prodi ini sebagai upaya memecahkan persoalan akut terkait pemenuhan rasio kebutuhan dokter spesialis di Indonesia.

Budi mengatakan program tersebut akan memprioritaskan dokter-dokter putra daerah sebagai peserta pendidikan dokter spesialis di rumah sakit pendidikan. Ada enam rumah sakit pendidikan yang dimaksud yakni RS Mata Cicendo, RS Ortopedi Soeharso, RS Pusat Otak Nasional (PON), RS Kanker Dharmais, RSAB Harapan Kita, dan RSJPD Harapan Kita.

Dalam pidato pada Senin pagi, Jokowi mengatakan rasio dokter berbanding penduduk Indonesia sekitar 0,47 dari 1.000 – peringkat 147 dunia. Jokowi juga menyebut Indonesia peringkat ke 9 di ASEAN.

Indonesia saat ini masih kekurangan 124 ribu tenaga dokter umum dan 29 ribu tenaga dokter spesialis. Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Presiden menyebut sebaran dokter spesialis juga 59 persen terkonsentrasi di Jawa.

“Artinya memang sangat kurang sekali,” kata Jokowi. Presiden menyebut penambahan program pendidikan yang diresmikan tadi pagi merupakan terobosan untuk memperkuat bidang kesehatan.



Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus